BAB
I
Prinsip
Dasar Peta dan Pemetaan
Tujuan Pembelajaran :
- Menunjuan kompnen-komponen peta.
- Membuat peta wilayah pada bidang datar.
- Membuat laporan data hasil pengukuran.
- Merumuskan data hasil pengukuran.
- Membuat peta hasil pengukuran langsung dilapangan.
- Mengidentifikasi manfaat peta dalam menganalisis lokasi industri.
- Mengidentifikasi manfaat peta dalam menganalisis lokasi pertanian.
- Membuat laporan diskusi tentang pemanfaatan peta dalam menganalisis lokasi industri dan pertanian.
MATERI
:
A. Pengertian Peta
Pernahkah Anda melihat peta? Kalau
sudah, apakah sebenarnya peta itu? Peta merupakan alat utama di dalam ilmu
geografi, selain foto udara dan citra satelit. Melalui peta, seorang dapat
mengamati kenampakan permukaan bumi lebih luas dari batas pandang manusia.
1. Menurut ICA (International
Cartographic Association)
Peta adalah suatu gambaran atau
representasi unsur-unsur ketampakan abstrak yan dipilih dari permukaan bumi,
yang ada kaitannya dengan permukaan bumi atau benda-benda angkasa. Pada
umumnya, peta digambarkan pada suatu bidang datar dan diperkecil atau
diskalakan.
Kalau Anda bertanya kapan peta mulai
ada dan digunakan manusia? Jawabannya adalah peta mulai ada dan digunakan
manusia, sejak manusia melakukan penjelajahan dan penelitian. Walaupun masih
dalam bentuk yang sangat sederhana yaitu dalam bentuk sketsa mengenai lokasi
suatu tempat.
2. Pada awal abad ke 2 (87 M – 150
M), Claudius Ptolomaeus mengemukakan
mengenai pentingnya peta. Kumpulan dari peta peta karya Claudius Ptolomaeus
dibukukan dan diberi nama “Atlas Ptolomaeus”.
Ilmu yang membahas mengenai peta
adalah kartografi. Sedangkan orang ahli membuat peta disebut kartografer.
B. Macam-macam Peta
1. Ditinjau dari jenisnya
Ditinjau dari jenisnya, peta
dibedakan menjadi dua, yaitu peta foto dan peta garis. Peta foto ialah
peta yang dihasilkan dari muzaik foto udara/ortofoto yang dilengkapi garis
kontur, nama, dan legenda. Peta garis ialah peta yang menyajikan detail
alam dan buatan manusia dalam bentuk titik, garis, dan luasan.
2. Ditinjau dari skalanya
Berdasarkan skalanya peta
diklasifikasikan menjadi lima yaitu :
- Peta kadaster berskala 1 : 100 s/d 1 : 5000
- Peta skala besar berskala 1 : 5000 s/d 1 : 250.000
- Peta skala sedang berskala 1 : 250.000 s/d 1 : 500.000
- Peta skala kecil berskala 1 : 500.000 s/d 1 : 1.000.000
- Peta skala geografi berskala lebih dari 1 : 1.000.000
- Peta umum/PetaIkhtisar adalah peta yang menggambarkan segala Sesutu yang ada di permukaan bumi.
- Peta Khusus/Peta Tematik adalah peta yang menggambarkan kenampakan-kenampakan tertentu di permukaan bumi.
3. Ditinjau dari informasinya
Contohnya : Peta kepadatan penduduk,
Peta geologi, peta penggunaan lahan, dll.
C. Komponen-komponen/Kelengkapan
Peta
Peta yang baik biasanya dilengkapi
dengan komponen-komponen peta, agar peta mudah dibaca, ditafsirkan dan tidak
membingungkan. Adapun komponenkomponen yang harus dipenuhi dalam suatu peta
antara lain:
1. Judul peta
2. Skala peta
3. Legenda atau keterangan
4. Tanda arah atau orientasi
5. Simbol dan warna
6. Sumber dan tahun pembuatan peta
7. Proyeksi peta
Untuk lebih jelasnya mengenai arti
dan manfaat dari komponen-komponen peta tersebut, silahkan Anda pelajari uraian
berikut ini.
1. Judul Peta
Pada peta yang pernah Anda lihat, di
bagian manakah biasanya judul peta diletakkan? Judul peta memuat isi peta. Dari
judul peta Anda dapat segera mengetahui data daerah mana yang tergambar dalam
peta tersebut.
Contoh:
- Peta Penyebaran Penduduk Pulau
Jawa.
- Peta Tata Guna Tanah Propinsi
Bali.
- Peta Indonesia.
Judul peta merupakan komponen yang
sangat penting. Biasanya, sebelum
membaca memperhatikan isi peta,
pasti terlebih dahulu judul yang dibacanya.
Judul peta hendaknya
memuat/mencerminkan informasi yang sesuai dengan
isi peta. Selain itu, judul peta
jangan sampai menimbulkan penafsiran ganda
pada peta.
Judul peta biasanya diletakkan di
bagian tengah atas peta. Tetapi judul peta
dapat juga diletakkan di bagian lain
dari peta, asalkan tidak mengganggu
kenampakkan dari keseluruhan peta.
2. Skala Peta
Skala adalah perbandingan jarak
antara dua titik sembarang di peta dengan
jarak sebenarnya di permukaan bumi,
dengan satuan ukuran yang sama.
Skala ini sangat erat kaitannya
dengan data yang disajikan.
Bila ingin menyajikan data yang
rinci, maka digunakan skala besar, misalnya
1 : 5000. Sebaliknya, apabila ingin
ditunjukkan hubungan kenampakan secara
keseluruhan, digunakan skala kecil,
misalnya skala 1 : 1000.000.
Contoh:
skala 1 : 500.000 artinya 1 bagian
di peta sama dengan 500.000 jarak yang
sebenarnya, apabila dipakai satuan
cm maka artinya 1 cm jarak di peta sama
dengan 500.000 cm (5 km) jarak
sebenarnya di permukaan bumi. Skala peta
akan dibahas lebih rinci pada modul
berikutnya nanti.
3. Legenda atau keterangan
Legenda pada peta menerangkan arti
dari simbol-simbol yang terdapat pada
peta. Legenda itu harus dipahami
oleh si pembaca peta, agar tujuan
pembuatan peta itu mencapai sasaran.
Legenda biasanya diletakkan di pojok
kiri bawah peta. Selain itu legenda
peta dapat juga diletakkan pada bagian
lain peta, sepanjang tidak
mengganggu kenampakan peta secara
keseluruhan.
Lihat gambar 1.1.
+ + + + + + + : batas negara
+ • + • + • + • : batas provinsi
– • – • – • – • : batas
kabupaten
: jalan kereta api.
: jalan raya/sungai
: gunung/gunung api
: Ibu kota propinsi
: Ibu kota kabupaten
: Kota lainnya
: danau
: rawa
: bandar udara
: pelabuhan
Gambar 1.1. Contoh legenda/ keterangan pada peta.
4. Tanda Arah atau Tanda Orientasi
Tanda arah atau tanda orientasi
penting artinya pada suatu peta. Gunanya
untuk menunjukkan arah utara,
Selatan, Timur dan Barat. Tanda orientasi
perlu dicantumkan pada peta untuk
menghindari kekeliruan. Tanda arah pada
peta biasanya berbentuk tanda panah
yang menunjuk ke arah Utara. Petunjuk
ini diletakkan di bagian mana saja
dari peta, asalkan tidak mengganggu
kenampakan peta.
Lihat gambar 1.2.
Gambar 1.2. Contoh beberapa tanda orientasi atau petunjuk arah pada peta
yang lazim digunakan.
5. Simbol dan Warna
Agar pembuatan peta dapat dilakukan
dengan baik, ada dua hal yang perlu
mendapat perhatian, yaitu simbol dan
warna.
Uraian berikut ini akan menjelaskan
satu demi satu mengenai pengertian simbol
dan warna tersebut
a. Simbol Peta
Pada peta, Anda juga akan melihat
simbol-simbol, gunanya agar informasi
yang disampaikan tidak
membingungkan. Simbol-simbol dalam peta harus
memenuhi syarat, sehingga dapat
menginformasikan hal-hal yang
digambarkan dengan tepat.
Syarat-syarat tersebut adalah:
- sederhana
- mudah dimengerti
- bersifat umum
b. Macam-macam simbol peta:
1)
Macam-macam simbol peta berdasarkan bentuknya
Bentuk-bentuk simbol yang digunakan
pada peta berbeda-beda tergantung dari jenis petanya.
a) Simbol titik, digunakan untuk menyajikan tempat atau data posisional,
seperti simbol kota, pertambangan, titik trianggulasi (titik ketinggian) tempat
dari permukaan laut dan sebagainya.
b) Simbol garis, digunakan untuk menyajikan data geografis misalnya sungai,
batas wilayah, jalan, dan sebagainya.
c) Simbol luasan (Area), digunakan untuk menunjukkan kenampakan area misalnya rawa,
hutan, padang pasir dan sebagainya.
d) Simbol aliran, digunakan untuk menyatakan alur dan gerak
e) Simbol batang, digunakan untuk menyatakan harga/dibandingkan harga
lainnya/nilai lainnya.
f) Simbol lingkaran, digunakan untuk menyatakan kuantitas (jumlah)dalam bentuk
persentase.
g) Simbol bola, digunakan untuk menyatakan isi (volume), makin besarsimbol
bola menunjukkan isi (volume) makin besar dan sebaliknyamakin kecil bola
berarti isi (volume) makin kecil.
2)
Macam-macam simbol peta berdasarkan sifatnya
Simbol-simbol yang Anda lihat pada
peta, ada yang menyatakan jumlah dan ada yang hanya membedakan. Berdasarkan
sifatnya, simbol peta dibedakan menjadi dua macam yaitu:
a) Simbol yang bersifat kualitatif
Simbol ini digunakan untuk
membedakan persebaran benda yang digambarkan. Misalnya untuk menggambarkan
daerah penyebaran hutan, jenis tanah, penduduk dan lainnya.
b) Simbol yang bersifat kuantitatif
Simbol ini digunakan untuk
membedakan atau menyatakan jumlah.
3)
Macam macam simbol berdasarkan fungsinya
Penggunaan simbol pada peta
tergantung fungsinya. Untuk menggambarkan bentuk-bentuk muka bumi di daratan,
di perairan, atau bentuk-bentuk budaya manusia.
Berdasarkan fungsinya simbol peta
dapat dibedakan menjadi:
a) Simbol daratan, digunakan untuk simbol-simbol permukaan bumi di daratan.
Contoh: gunung, pegunungan, gunung api.
b) Simbol perairan, digunakan untuk simbol-simbol bentuk perairan.
c) Simbol budaya, digunakan untuk simbol simbol, bentuk hasil budaya.
c. Warna
Perhatikan peta yang ada di sekolah
Anda, warna apa saja yang ada pada peta tersebut? Peta yang berwarna akan lebih
indah dilihat dan kenampakan yang ingin disajikan juga kelihatan lebih jelas.
Tidak ada peraturan yang baku mengenai penggunaan warna dalam peta. Jadi
penggunaan warna adalah bebas, sesuai dengan maksud atau tujuan si pembuat
peta, dan kebiasaan umum.
Contohnya:
1)
Untuk laut, danau digunakan warna biru.
2)
Untuk temperatur (suhu) digunakan warna merah atau coklat.
3)
Untuk curah hujan digunakan warna biru atau hijau.
4)
Daerah pegunungan tinggi/dataran tinggi (2000 – 3000 meter) digunakan warna
coklat tua.
5)
Untuk dataran rendah (pantai) ketinggian 0 sampai 200 meter daripermukaan laut
digunakan warna hijau.
Dilihat dari sifatnya, warna pada
peta dapat dibedakan menjadi dua macam,
yaitu: Yang bersifat kualitatif dan
yang bersifat kuantitatif. Yang bersifat kualitatif hanya membedakan unsurnya
saja. Sedangkan yang bersifat kuantitatif terutama dimaksudkan untuk
menunjukkan jumlah atau nilai gradasinya, meskipun juga untuk membedakan
unsurnya.
6. Sumber dan Tahun Pembuatan Peta
Bila Anda membaca peta, perhatikan
sumbernya. Sumber memberi kepastian kepada pembaca peta, bahwa data dan
informasi yang disajikan dalam peta tersebut benar benar absah
(dipercaya/akurat), dan bukan data fiktif atau hasil rekaan. Hal ini akan
menentukan sejauh mana si pembaca peta dapat mempercayai data/informasi
tersebut. Selain sumber, perhatikan juga tahun pembuatannya. Pembaca peta dapat
mengetahui bahwa peta itu masih cocok atau tidak untuk digunakan pada masa
sekarang atau sudah kadaluarsa karena sudah terlalu lama.
7. Inset peta
Inset peta menunjukan lokasi daerah
yang dipetakan terhadap daerah di sekitarnya yang lebih luas. Kegunaan inset
adalah untuk menjelaskan salah satu bagian dari peta dan untuk menjukan lokasi
yang penting tetapi kurang jelas dalam peta.
8. Proyeksi peta
Proyeksi peta adalah cara pemindahan
system parallel/garis lintang dan meridian/garis bujur dan globe/bidang
lengkung kebidang datar/peta.
9. Garis tepi
Garis tepi biasanya dibuat rangkap,
yang berfungsi membatasi peta dengan komponen-komponennya di dalam bingkai
(garis tepi peta) serta membantu daerah yang dipetakan tepat pada posisi di
tengah-tengah.
10. Lettering
Lettering adalah semua tulisan atau
huruf-huruf yang tertera di dalam peta, yang berfungsi untuk mempertegas arti
dari symbol-simbol yang ada pada peta, yang biasanya ditulis dengan tipe huruf
tertentu.
D. Cara Membuat dan Membaca Peta
a. Membuat Peta
Dalam pembuatan peta, ada beberapa
prinsip pokok yang harus diperhatikan. Yang dimaksud pembuatan peta dalam modul
ini bukan dalam pengertian pemetaan wilayah.
Langkah-langkah prinsip pokok dalam
pembuatan peta adalah:
- menentukan daerah yang akan Anda petakan,
- membuat peta dasar (base map) yaitu peta yang belum diberi simbol,
- mencari dan mengklarifikasikan (menggolongkan) data sesuai dengan kebutuhan,
- membuat simbol-simbol yang mewakili data,
- menempatkan simbol pada peta dasar,
- membuat legenda (keterangan), dan
- melengkapi peta dengan tulisan (lettering) secara baik dan benar.
b. Tata Cara Penulisan pada Peta
Untuk membuat tulisan (lettering)
pada peta ada kesepakatan di antara
para ahli (kartografer) yaitu
sebagai berikut:
- Nama geografis ditulis dengan bahasa dan istilah yang digunakan penduduk setempat.
Gambar 1.8.
Contoh penulisan sungai.
Contoh: Sungai ditulis Ci (Jawa
Barat), Kreung (Aceh), Air (Sumatera Utara). Nama sungai ditulis searah dengan
aliran sungai dan menggunakan huruf miring.
1. Nama jalan di tulis harus
searah dengan aras jalan tersebut, dan ditulis dengan huruf cetak kecil.
Gambar 1.19.
Gambar 1.20.
Contoh penulisan jalan. Contoh
penulisan nama kota.
2. Nama kota ditulis dengan 4
cara yaitu:
- di bawah simbol kota
- di atas simbol kota
- di sebelah kanan simbol kota
- di sebelah kiri simbol kota
C. Memperbesar dan memperkecil
Peta
Setelah Anda memahami
langkah-langkah dalam membuat peta, macammacam simbol peta dan penggunaannya,
sekarang kita pelajari bagaimana cara memperbesar dan memperkecil peta.
a. Memperbesar Peta
Untuk memperbesar peta yang bisa
Anda lakukan yaitu;
1) Memperbesar grid (sistem
kotak-kotak)
Langkah-langkah yang harus Anda
lakukan adalah:
a)
Buat grid pada peta yang akan diperbesar.
b)
Buat grid yang lebih besar pada kertas yang akan digunakan untuk menggambar
peta baru, pembesarannya sesuai dengan rencana pembesaran.
c)
Memindahkan garis peta sesuai dengan peta dasar ke peta baru.
d)
Mengubah skala, sesuai dengan rencana pembesaran.
Contoh:
Peta berskala 1 : 100.000 akan
diperbesar 2 kali, maka skala
menjadi 1 : 50.000. (Lihat gambar
1.21)
Gambar 1.21. Cara memperbesar peta dengan memperbesar grid.
2) Fotocopy
Cara lain memperbesar peta adalah
dengan cara fotocopy peta tersebut. Bila Anda ingin memperbesar peta
gunakanlah mesin fotocopy yang dapat memperbesar peta. Dengan fotocopy, untuk
peta yang menggunakan skala garis atau skala tongkat tidak ada masalah, karena
panjang garis atau tongkat mengikuti perubahan. Peta dengan skala angka harus
diubah dulu skalanya menjadi skala garis sebelum di fotocopy.
Contoh: Mengubah skala angka ke skala garis
Skala 1 : 100.000 menjadi
Artinya, jarak 10 cm di peta
mewakili jarak 5 km di lapangan.
3) Menggunakan alat pantograf
Selain dengan memperbesar grid dan
memfotocopy untuk memperbesar peta Anda dapat menggunakan alat pantograf.
Pantograf adalah alat untuk memperbesar dan memperkecil peta.
b. Memperkecil Peta
Bila Anda ingin memperkecil peta,
caranya sama dengan memperbesar peta yaitu:
1)
memperkecil peta
2)
memfotocopy peta dengan mesin fotocopy yang dapat memperkecil peta
3)
menggunakan pantograf
Di bawah ini disajikan gambar sketsa
dari pantograph
Sketsa alat pantograf. Pantograf
dapat dipakai untuk memperbesar atau memperkecil skala peta. Dengan menggunakan
alat ini kita dapat mengubah ukuran peta sesuai dengan ukuran yang diinginkan.
Pada dasarnya, kerja pantograh berdasarkan jajaran genjang. Tiga dari empat
sisi jajaranb genjang (a, b dan c) mempunyai skala faktor yang sama. Skala pada
ketiga sisi tersebut dapat diubah-ubah sesuai dengan kebutuhan, yaitu
memperbesar atau memperkecil peta.
Rumus yang digunakan:
Contoh: Suatu peta akan diperbesar 5 kali lipat.
Diketahui :
m = 1 (besar peta yang asli)
M = 5 (besar peta yang akan dibuat)
Maka skala faktor =
Setelah didapat besarnya skala
faktor, lalu pantograf diatur sedemikian rupa sehingga masing-masing lengan
pantograf mempunyai skala factor sama dengan 100.
Caranya:
Peta yang akan diperbesar letakkan
ditempat B dan kertas gambar kosong letakkan di tempat gambar A yang sudah
dilengkapi pensil. Kemudian (dijiplak) gerakkan B mengikuti peta asal, melalui
kaca pengamat.
c. Membaca Peta
Dalam membaca peta, Anda harus
memahami dengan baik semua simbol atau informasi yang ada pada peta. Kalau Anda
dapat membaca peta dengan baik dan benar, maka Anda akan memiliki gambaran
mengenai keadaan wilayah yang ada dalam peta, walaupun belum pernah melihat
atau mengenal medan (muka bumi) yang bersangkutan secara langsung.
Ada beberapa hal perlu ketahui dalam
membaca peta antara lain:
- Isi peta dan tempat yang digambarkan, melalui judul.
- Lokasi daerah, melalui letak garis lintang dan garis bujur.
- Arah, melalui petunjuk arah (orientasi).
- Jarak atau luas suatu tempat di lapangan, melalui skala peta.
- Ketinggian tempat, melalui titik trianggulasi (ketinggian) atau melalui garis kontur.
- Kemiringan lereng, melalui garis kontur dan jarak antara garis kontur yang berdekatan.
- Sumber daya alam, melalui keterangan (legenda).
- Kenampakkan alam, misalnya relief, pegunungan/gunung, lembah/sungai, jaringan lalu lintas, persebaran kota. Kenampakan alam ini dapat diketahui melalui simbol-simbol peta dan keterangan peta.
Selanjutnya kita dapat menafsirkan
peta yang kita baca, antara lain sebagai berikut:
- Peta yang banyak gunung/pegunungan dan lembah/sungai, menunjukkan bahwa daerah itu berelief kasar.
- Alur-alur yang lurus, menunjukkan bahwa daerah itu tinggi dan miring, jika alur sungai berbelok-belok (berbentuk meander), menunjukkan daerah itu relatif datar.
- Pola (bentuk) pemukiman penduduk yang memusat dan melingkar, menunjukkan daerah itu kering (sulit air) tetapi di tempat-tempat tertentu terdapat sumber-sumber air.
Dengan membaca peta Anda akan dapat
mengetahui:
- Jarak lurus antar kota.
- Keadaan alam suatu wilayah, misalnya suatu daerah sulit dilalui kendaraan karena daerahnya berawa-rawa.
- Keadaan topografi (relief) suatu wilayah.
- Keadaan penduduk suatu wilayah, misalnya kepadatan dan persebarannya.
Keadaan sosial budaya penduduk,
misalnya mata pencaharian, persebaran sarana kota dan persebaran permukiman.
0 komentar:
Posting Komentar