TERIMAKASIH TELAH BERKUNJUNG DI http://aguseka1991.blogspot.com/ TOLONG TINGGALKAN KOMENTAR DI BLOG INI UNTUK PERBAIKAN KEDEPANNYA BAB I DINAMIKA BIOSFER | Agus Eka Setiabudi

Selasa, 18 Desember 2012

BAB I DINAMIKA BIOSFER

Share on :

BAB I
DINAMIKA BIOSFER


A.    PENGERTIAN BIOSFER
Secara etimologi kata biosfer terdiri dari dua kata yaitu bio yang berarti hidup dan sphere yang berarti lapisan. Jadi secara harfiah biosfer berarti lapisan hidup, artinya lapisan tempat makhluk hidup atau organisme. Biosfer adalah lapisan lingkungan dipermukaan bumi, air, dan atmosfer yang mendukung kehidupan organism. Lapisan ini terdiri dari litosfer, hidrosfer, dan atmosfer. Lingkungan yang sesuai dan cocok untuk tempat tinggal makhluk hidup tersebut disebut dengan habitat. Contohnya adalah habitat ikan emas adalah air tawar.
Manusia dan tumbuhan pun memiliki tempat untuk mempertahankan kehidupannya dengan kondisi tertentu di permukaan bumi. Cara yang dilakukan manusia,binatang, dan tumbuhan dalam memanfaatkan lingkungannya untuk mempertahankan hidupnya disebut dengan adaptasi. Dalam rangka pengelolaan sumber daya hayati perlu dibuat konsep cagar biosfer (biosphere reserve). Cagar bisofer merupakan suatu tempat yang dapat digunakan untuk menilai perubahan-perubahan yang dibuat manusia dan arah perubahan lingkungan yaitu melalui penelitian jangka panjang. Pembuatan cagar biosfer bertujuan sebagai berikut:
1.      Melestarikan keanekaragaman komunitas hayati dalam ekosistem alam untuk menjaga keanekaragaman genetika agar proses evolusinya berjalan terus.
2.      Menyediakan daerah penelitian ekologi dan lingkungan, baik di dalam maupun di luar cagar biosfer.
3.      Menyediakan sarana dan prasarana untuk pendidikan dan latihan.

B.     PERSEBARAN FLORA DAN FAUNA DI DUNIA
Persebaran flora dan fauna dipelajari dalam biogeografi. Dalam mempelajaronya digunakan dua pendekatan yaitu biogeografi sejarah fan ekologi. Biogeografi sejarah merupakan studi tentang flora dan fauna dengan sudut pandang perkembangan dan evolusi kelompok organisme, iklim, migrasi, gerakan bumi pada masa lampau, serta hubungan ekologis masa lalu dengan masa sekarang. Sedangkan ekologi biogeografi adalah studi tentang persebaran flora dan fauna dengan sudut pandang interaksi antar organisme dengan lingkungan, dan pengaruh interaksinya.
1.      Factor-faktor yang mempengaruhi persebaran flora dan fauna
a.       Penyebab persebaran
·         Tekanan populasi yaitu semakin banyak populasi menyebabkan persediaan bahan makanan tidak mencukupi bagi keturunannya. Oleh karena itu, suatu spesies hewan harus bermigrasi untuk mencri makanan di tempat lain.
·         Perubahan habitat menyebabkan tidak cocoknya suatu spesies hewan untuk terus berada di daerah yang ditempati.
b.      Sarana persebaran
·         Udara yaitu melalui kekuatan terbang atau hembusan angin. Contoh angin puyuh atau badai.
·         Air yaitu melalui kekuatan berenang auatu dibawa oleh arus air atau benda-benda terapung.
·         Lahan yaitu karena adanya gerakan suatu spesies di daratan.
·         Pengankutan manusia baik sengaja ataupun tidak sengaja.
c.       Hambatan (barier) persebaran
·         Hambatan iklim
Keadaan iklim sangat berpengaruh terhadap persebaran flora dan fauna. Unsur iklim dapat menjadi penghambat dalam persebaran flora dan fauna antara lain kelembapan udara, kondisi temperatur, dan curah hujan.
·         Hambatan edafik (tanah)
Kondisi tanah sangat berpengaruh terhadap pertumbuhan tanaman karena tanaman memerlukan unsur hara, udara dan air yang cukup untuk dapat menjamin hidupnya. Adapun bagi hewan kondisi tanah berpengaruh terhadap kemampuan hewan dalam menggali tanah.
·         Hambatan geografis
Kondisi geografis yang dapat menjadi penghambat persebaran flora dan fauna berhubungan dengan bentang alam antara lain samudra, padang pasir, sungai, dan pegunungan.
·         Hambatan biologis
Fakto yang merupakan hambatan biologis dalam persebaran hewan dan tumbuhan antara lain habitat yang tidak sesuai lagi dan tidak cocok untuk kelangsungan hidup, tidak ada persediaan makanan lagi, dank arena adanya predator sehingga hewan dapat bermigrasi ke tempat lain yang dapat menjamin kelangsungan hidupnya.

2.      Persebaran flora di dunia
Persebaran tumbuhan di muka bumi didasarkan atas letak geografis dan fisiologis disebut dengan pendekatan ekologi. Pendekatan ekologi meliputi distribusi tumbuhan dilihat dari pengaruh kondisi lingkungan, terutama iklim yang disebabkan oleh perbedaan letak lintang dan pengaruh ketinggian dari permukaan laut. Sistem bioma merupakan salah satu cara mempelajari persebaran berbagai jenis tumbuhan. Sistem bioma menekankan pada dinamika komunitas yang berhubungan dengan iklim dan factor lingkungan lainnya, selai memperhatikan sejarah evolusi geologinya.
a.       Bioma gurun
Gurun adalah sebuah wilayah yang menerima curah hujan yang sangat rendah yaitu kurang dari 250 mm per tahun dan intensitas panas matahari yang tinggi. Di daerah ini biasanya terdiri atas batu atau pasir dengan tumbuhan yang jarang. Daerah yang paling luas terpusat di daerah sekitar 20o LU, yaitu mulai dari Pantai Atlantik di Afrika hingga ke Asia Tengah. Di kompleks itu terdapat kompleks Gurun Sahara, Gurun Arab, dan Gurun Gobi yang luasnya mencapai 10 juta km2.

Ciri-ciri bioma gurun adalah sebagai berikut:
·         Tingkat evaporasi yang lebih tinggi daripada curah hujan
·         Air tanah yang cenderung asin
·         Curah hujan sangat rendah +25 cm/tahun
·         Kelembapan udara sangat rendah
·         Perbedaan suhu siang dan malam hari sangat tinggi

Vegetasi yang dapat hidup di daerah ini adalah yang mempunyai daun kecil seperti duri dan mempunyai akar yang panjang. Vegetasi yang dapat hidup di daerah gurun adalah kaktus, semak-semak akasia, dan pohon kurma. Sedangkan jenis floranya adalah belalang dan hewan jenis pengerat, contohnya hamster dan gerbil.

b.      Bioma padang rumput (Stepa)
Daerah ini terbentang dari daerah tropika sampai subtropika yang curah hujannya tidak cukup untuk perkembangan hutan. Daerah ini curah hujannya tidak teratur yaitu antara 250 – 500 mm per tahun. Daerah padang rumput tidak mampu menyimpan air karena tingkat porositasnya rendah dan system penyaluran air kurang baik. Stepa dapat dijumpai di Afrika, amerika Selatan, Amerika Serikat, Argentina, dan Austrlia. Contoh tumbuhannya adalah akasia, sedangkan contoh hewannya adalah rusa, antelop, kerbau, kanguru, ular, singa, harimau, dan berbagai hewan pengerat.

c.       Bioma Savana (Sabana)
Sabana adalah suatu padang rumput yang diselingi oleh pohon-pohon yang tumbuhnya menyebar dan sangat jarang. Bioma sabana merupakan sistem biotik terbesar di bumi, menempati daerah yang luas di Afrika, Amerika Selatan, dan Australia. Namun, bioma sabana umumnya terbentuk di daerah tropika ataupun subtropika dengan ciri temperatur udara panas sepanjang tahun dan hujan musiman.
Hujan merupakan faktor penting terbentuknya sabana. Sabana akan berubah menjadi semak belukar apabila terbentuk mengarah ke daerah yang intensitas curah hujannya makin rendah. Sabana akan berubah menjadi hutan nasah apabila terbentuk mengarah ke daerah yang intensitas curah hujannya makin tinggi.

Contoh hewan yang hidup di bioma sabana adalah hewan jenis perumput seperti kuda dan zebra, dan jenis karnivor seperti singa, macan tutul, dan anjing hutan. Jenis pohon yang sering tumbuh adalah palem dan akasia.

d.      Bioma hutan basah (Hutan Hujan Tropis)
Hutan basah ini terdapat daerah tropika mrliputi Amerika Selatan, Semenanjung Amerika Tengah, Afrika, Madagaskar, Australia bagian utara, Indonesia dan Malaysia. Daerah ini merupakan tempat tumbuh berbagai jenis tumbuhan karena sepanjang tahun mendapat matahari, air hujan yang cukup, dan curah hujan di atas 2.000 mm per tahun, dan keadaan alamnya memungkinkan tumbuhnya berbagai jenis tumbuhan.

Hewan yang hidup di daerah ini adalah jenis primata. Di antara primata hutan hujan tropis dalam jumlah yang besar adalah avenon, monyet, gorilla, dan simpanse yang terdapat di Afrika, sedangkan orang utan dan gibbon terdapat di Asia. Ciri-ciri hutan hujan tropis adalah sebagai berikut:
·         Curah hujannya tinggi, merata sepanjang tahun yaitu antara 200-225 cm/tahun.
·         Matahari bersinar sepanjang tahun
·         Perubahan suhunya relatif kecil
·         Di bawah kanopi atau tudung pohon, gelap sepanjang hari sehingga tidak ada perubahan suhu siang dan malam.

e.       Bioma hutan gugur (Deciduous)
Bioma ini terdapat di daerah iklim sedang, antara lain Amerika Serikat bagian timur, du ujung selatan Benua Amerika, Kepulauan Inggris, dan Australia. Curah hujannya merata yaitu 750-1.000 mm per tahun. Daerah ini memiliki empat musim yaitu:
·         Saat musim panas pohon-pohon yang tinggi tumbuh dengan daun lebat membentuk tudung, tetapi cahaya matahari masih dapat menembus tudung tersebut hingga ke tanah karena daunnya tipis.
·         Saat musim gugur menjelang musim  pancaran energy matahari berkurang sinarnya, suhu rendah, dan air cukup dingin. Oleh karena itu, daun-daun menjadi berwarna merah dan coklat, kemudian menjadi gugur karena tumbuhan sulit mendapatkan air.
·         Saat musim dingin air menjadi salju, tumbuhan menjadi gundul, dan beberapa jenis hewan dalam keadaan hibernasi (tidur saat musim dingin).
·         Saat musim semi menjelang musim panas, suhu naik, salju mencair, tumbuhan mulai berdaun kembali, tumbuhan semak mulai tumbuh di permukaan tanah, dan hewan-hewan yang hibernasi mulai aktif.
f.       Bioma Taiga (Corniferous)
Bioma taiga atau hutan pohon pinus banyak terdapat di belahan bumi utara seperti Rusia bagian utara dan Kanada. Daerah taiga ini merupakan bioma terluas. Daerah ini memiliki musim dingin yang cukup panjang dan musim kemarau yang cukup panas sangat singkat. Selama musim dingin air tanah di daerah ini berubah menjadi es dan mencapai 2 m di bawah permukaan tanah. Tumbuhan yang dapat hidup di daerah ini sangat sedikit. Pohon utamanya adalah jenis konifer yaitu pohon spruce, alder, birch, dan juniper yang bentuk daunnya seperti jarum dan tahan terhadap kekeringan karena berlapis zat lilin. Sedangkan hewan yang dapat dijumpai adalah rubah, serigala, dan beruang.
g.      Bioma Tundra
Tundra merupakan daerah kutub yang tidak dapat ditanami oleh pepohonan. Hanya lumut yang dapat hidup di darah ini. Daerah ini terdapat di lingkaran Arktik dan pulau-pulau kecil dekat Antaratika. Daerah ini memiliki musim dingin yang panjang dan gelap serta musim panas yang panjang dan terang. Hal ini dikarenakan peredaran matahari hanya mencapai 23, 5oLU/LS. Oleh karena itu, musim tumbuh tanaman sangat pendek yaitu 30-120 hari pertahun. Hanya tumbuhan tertentu yang mampu bertahan hidup dalam kondisi yang sangat dingin.  Jenis tumbuhan yang khas adalah lumut, rumput, dan semak. Sedangan hewan yang dapat dijumpai adalah rusa, kelinci salju, rubah dan hewan pengerat. Burung yang terdapat di daerah ini antara lain elang, itik, angsa, dan burung hantu.
3.      Persebaran fauna di dunia
Persebaran hewan di muka bumi biasanya yang menjadi penghalang dan pemisah adalah faktor-faktor fisik yang berhubungan dengan keadaan bumi. Faktor-faktor tersebut antara lain sungai, gunung, padang pasir, gurun, dan iklim. Satuan terbesar distribusi hewan disebut wilayah persebaran hewan. Wilayah persebaran hewan ditentukan oleh kondisi zaman dahulu dan hubungannya dengan masa sekarang antara benua yang satu dan benua yang lainnya.

Wilayah persebaran hewan pertama kali diperkenalkan oleh Scalter (1858) dan dikembangkan oleh Huxley (1868) dan Wallace (1876). Menurut Alfred Russel Wallace fauna dikelompokkan mnjadi enam wilayah yaitu:
a.       Wilayah Neartik
Wilayah ini meliputi seluruh wilayah Amerika Utara dan seluruh daerah Greenland. Amerika Utara bagian timur terdiri atas hutan gugur, Amerika Utara bagian tengah terdiri atas padang rumput, dan Amerika Utara bagian utara tedapat hutan konifer yang luas.
Beberapa hewan yang terdapat di wilayah Neartik adalah antelop bertanduk cabang tiga, sejenis tupai dari Amerika Utara (prairie dog), kalkun, burung biru, salamander, bison, dan caribou (karibu).
b.      Wilayah Neotropik
Wilayah ini meliputi Meksiko bagian selatan sampai Amerika bagian tengah dan Amerika Selatan. Kondisi wilayah ini sebagian besar beriklim tropis dan di zona selatan beriklim sedang. Hewan yang terdapat di daerah ini adalah kukang, armadillo, alpaka, kelelawar penghisap darah, orang utan, siamang, trenggiling, menjangan, sejenis babi, kuda, tapir (yang berbeda dengan tapir Asia), dan kera.
c.       Wilayah Australis
Wilayah ini meliputi Australia, Selandia Baru, Papua, dan Maluku serta pulau-pulau disekitarnya. Sebagian besar kondisi lingkungannya beriklim tropis dan sebagian lagi beriklim sedang. Sedangkan kondisi lingkungan Australia yang mencolok disebabkan letaknya yang terpisah jauh dari benua lainnya.

Hewan-hewan yang terdapat di daerah ini adalah kanguru, trenggiling, koala, kasuari, cenderawasih, kiwi, kura-kura, buaya, kakak tua, burung penghisap madu, dan burug emu.
d.      Wilayah Oriental
Wilayah ini meliputi benua Asia beserta pulau-pulaunya yang dekat seperti Sumatera, Kalimantan, Jawa, Sulawesi, Srilangka, dan Filipina. Kondisi lingkungan fisik wilayah oriental cukup bervariasi, namun sebagian besar beiklim tropis. Di wilayah oriental banyak terdapat hutan tropis sehingga kaya akan flora dan fauna. Hewan-hewan yang spesifik adalah harimau, gajah, gibbon, orang utan, dan badak bercula satu.
e.       Wilayah Palearktik
Wilayah ini meliputi hampir seluruh daratan Eurasia dan beberapa daerah tertentu antara lain Himalaya, Afganishtan, Afrika, Inggris, dan Jepang. Keadaan lingkungannya cukup bervariasi antara lain memiliki perbedaan suhu yang tinggi dan curah hujan yang berbeda-beda. Hewan-hewan yang terdapat di daerah ini adalah bison, landak, kucing kutub, dan menjangan kutub.
f.       Wilayah Etiopian
Wilayah ini meliputi seluruh daratan Benua Afrika, Madagaskar, dan daratan Arab bagian selatan. Keadaan alam Ethiopian relative seragam. Di bagian utara Etiopian adalah Gurun Sahara yang merupakan padang pasir terluas di dunia. Gurun Sahara menjadi pemisah antara Palearktik dan Ethiopian. Oleh karena itu, hewan yang ada di utara berbeda dengan di bagian selatan. Hewan yang terdapat di daerah ini adalah gorilla, simpanse, antelop, burung unta, kuda nil, zebra, dan jerapah.

C.    PERSEBARAN FLORA DAN FAUNA DI INDONESIA
Keanekaragaman flora dan fauna di Indonesia termasuk tertinggi di dunia, jauh lebih tinggi dibandingkan dengan Amerika dan Afrika. Persebaran flora dan fauna di Indonesia dipengaruhi oleh kondisi geologi pada zaman pleistosen yaitu saat permukaan air laut berada pada tingkat terendah. Pada saat itu binatang dapat berpindah dengan bebas dari Asia ke Dangkalan Sunda, sedangkan dari Australia ke Dangkalan Sahul. Oleh karena itu, persebaran flora dan fauna di Indonesia mempunyai kesamaan dengan flora dan fauna yang ada di Asia dan Australia. Selain itu juga di pengaruhi oleh factor fisik yaitu garis lintang, curah hujan, dan ketinggian.

1.      Persebaran flora di Indonesia
Tumbuhan yang terdapat di Indonesia diperkirakan sebanyak 25.000 jenis atau lebih dari 10% jenis tumbuhan dunia. Dari berbagai jenis tumbuhan yang ada di Indonesia, sebagian besar terdapat di kawasan hutan hujan tropis, terutama hutan primer yang menutup sebagian besar daratan Indonesia.
a.       Hutan Hujan Tropis
Hutan ini merupakan vegetasi utama yang tumbuh di daerah tropika seperti Indonesia. Hutan ini sangat lebat dan hijau sepanjang tahun. hal ini dikarenakan oleh adanya curah hujan dan suhu udara yang tinggi serta banyak mendapat sinar matahari. Dalam hutan ini terdapat beraneka jenis tumbuhan, mulai dari pohon besar, perdu, rumput, sampai tumbuhan parasit. Hutan ini dapat dijumpai di Sumatera, Kalimantan, Sulawesi, dan Papua.
b.      Hutan Musim
Hutan ini tumbuh di daerah yang memiliki perbedaan antara musim hujan dan musim kemarau yang jelas. Pada musim kemarau pohon-pohon umumnya kering dan daunnya berguguran guna mengurangi penguapan. Sedangkan pada musim hujan pohon-pohonnya berdaun lebat. Jenis pohonnya adalah pohon jati dan angsana. Persebarannya antara lain di Jawa Barat, Jawa Tengah, Jawa Timur, dan Nusa Tenggara.
c.       Hutan Bakau
Hutan ini tumbuh di daerah pantai yang landai dan berlumpur. Hutan ini berfungsi sebagai pencegah abrasi pantai serta merupakan habitat berbagai jenis ikan. Hutan bakau dapat dijumpai di pantai timur Sumatera, pantai utara Jawa, pantai Kalimantan, dan pantai selatan Papua.
d.      Sabana
Sabana adalah padang rumput yang dikelilingi oleh pohon-pohon bergerombol. Sabana dapat dijumpai di Jawa Timur, Nusa Tenggara Barat, dan Nusa Tenggara Timur.
e.       Stepa
Stepa adalah padang rumput yang tidak diselingi pohon dan terdapat di daerah yang sedikit curah hujannya. Stepa tumbuh di daerah Nusa Tenggara Timur.
f.       Padang Lumut
Padang lumut merupakan vegetasi yang terdapat di puncak pegunungan tinggi dengan suhu yang rendah. Padang lumut dapat dijumpai di daerah pegunungan Sumatera, Sulawesi, dan Papua.

2.      Persebaran fauna di Indonesia
Indonesia terletak di antara dua kawasan persebaran fauna dunia yaitu Oriental dan Australis. Oleh karena itu Indonesia memiliki berbagai macam fauna dari Asia dan Australia. Akan tetapi, persebaran fauna tersebut mengalami hambatan karena bentang alam wilayah Indonesia. Berbagai jenis fauna yang ada di Indonesia meliputi antara lain mamalia (lebih dari 500 jenis), kupu-kupu (lebih dari 100 jenis), reptile (lebih dari 600 jenis), burung (lebih dari 1.500 jenis), dan amfibi (lebih dari 250 jenis). Secara geografis persebaran fauna dibedakan menjadi tiga yaitu:
a.       Fauna Indonesia Barat
Kawasan ini meliputi Pulau Sumatera, Pulau Jawa, Pulau Kalimantan, dan pulau-pulau kecil disekitarnya. Fauna kawasan ini disebut juga sebagai fauna dangkalan sunda. Batas wilayah kawasan fauna dangkalan sunda adalah garis Wallace. Jenis- jenis fauna kawasan ini merupakan tipe Asiatis antara lain gajah, banteng, beruang, orang utan, harimau, tapir, rusa, badak bercula satu, burung elang, ikan pesut (sejenis lumba-lumba dari Sungai Mahakam), kerbau, babi hutan, buaya, trenggiling, biawak, bunglon, dan kijang.
b.      Fauna Indonesia Tengah
Kawasan ini meliputi daerah Sulawesi dan Nusa Tenggara yang merupakan fauna khas Indonesia. Persebaran fauna Indonesia tengah dibatasi oleh garis Wallace di sebelah barat dan garis weber di sebelah timur. Jenis fauna kawasan Indonesia bagian tengah  adalah anoa, babi rusa, kura-kura, biawak, kuskus, kera, tarsius, komodo, buaya, ular, serta berbagai burung seperti burung cenderawasih, maleo, kakak tua, nuri, dan raja udang.
c.       Fauna Indonesia Timur
Kawasan fauna Indonesia timur meliputi Kepulauan Maluku dan Papua beserta pulau-pulau kecil disekitarnya. Wilayah ini disebut juga wilayah fauna Dangkalan Sahul. Jenis-jenis fauna kawasan dangkalan sahul adalah tipe Australis seperti kanguru, walaby, cenderawasih, kasuari, kakak tua, nokdiak (landak Irian), oposum layang (pemanjat berkantung), buaya, biawak, kadal, dan kura-kura.


D.    PELESTARIAN FLORA DAN FAUNA
Indonesia memiliki sekitar 350 kawasan yang dilindungi dalam bentuk suaka alam. Adanya kawasan tersebut diatur dalam UU no. 5 Tahun 1976 tentang ketentuan-ketentuan pokok kehutanan. Undang-undang tersebut menyatakan bahwa hutan suaka alam mencakup kawasan hutan yang karena sifatnya yang khas diperuntukkan secara khusus bagi perlindungan alam hayati dan manfaat-manfaat lainnya. Kawasan tersebut terdiri atas cagar alam dan suaka margasatwa.

Cagar alam adalah kawasan yang ditetapkan sebagai tempat untuk melindungi tumbuhan dan lingkungannya agar dapat tumbuh secara alami. Sedangkan suaka margasatwa adalah kawasan yang ditetapkan sebagai tempat untuk melindungi dan melestarikan berbagai jenis hewan agar terhindar dari kepunahan.
a.       Taman Nasional Kerinci-Seblat
Taman nasional ini terletak di kawasan Bukit Barisan terdiri atas kawasan Gunung Kerinci (2.805 mdpl) dan Gunung Seblat (2.383 mdpl). Luas wilayahnya adalah 14.846 km2 yang meliputi Prov. Sumatera Barat, Sumatera Selatan, Jambi, dan Bengkulu. Satwa yang terdapat di kawasan ini adalah gajah, badak, tapir, harimau, beruang madu, dan macan dahan.
b.      Taman Nasional Gede-Pangrango
Tman nasional ini terletak di kawasan Gunung Gede (2.958 mdpl) dan Gunung Pangrango (3.019 mdpl). Luas wilayahnya adalah 150 km2 yang meliputi tiga kabupaten yaitu Bogor, Cianjur, dan Sukabumi di Jawa Barat. Hutan pegunungan rendah dan tinggi serta sub-alpin menjadi penutup lahan kawasan ini, sedangkan di puncak gunung terdapat tumbuhan edelweiss.  Satwa yang terdapat di kawasan ini adalah wau-wau jawa, lutung, dan berbagai jenis burung, terutama elang jawa.
c.       Taman Nasional Tanjung Puting
Taman nasional ini terletak di Provinsi Kalimantan Tengah bagian selatan. Luas kawasan ini adalah 3.050 km2, yang terdiri dari tanah rawa gambut dan hutan kerangas. Hewan yang terdapat di kawasan ini adalah orang utan, bekantan, dan ikan arwana.
d.      Taman Nasional Lore Lindu
Taman nasional ini terletak di bagian tenggara Palu, ibukota Sulawesi Tengah. Luas kawasan ini adalah 2.300 km2, yang meliputi hutan, padang rumput, dan danau yang terletak di sebelah barat. Kawasan ini merupakan kawasan untuk mempertahankan hutan eboni dan jenis monyet hitam.
e.       Taman Nasional Gunung Lorentz
Taman nasional ini terletak di Provinsi Papua bagian tengah. Luas kawasan ini adalah 21.500 km2 yang merupakan kawasan perlindungan terluas di Asia. Kawasan ini meliputi kawasan Puncak Jaya yang selalu tertutup gletser, berbagai hutan, rawa air tawar, rawa bakau, dan rawa tropis di pantai selatan. Hutan pegunungan di taman nasional ini menjadi tempat hidup berbagai hewan antara lain burung nandur, landak, walaby, kanguru pohon, dan ular sanca.

E.     PENGERTIAN ANTROPOSFER
Istilah antroposfer berasal dari bahasa latin anthropos artinya manusia dan sphaira yang artinya lapisan atau lingkungan. Sebuah lingkungan bagian dari biosfer yangmenjadi tempat hidup manusia disebut dengan antroposfer. Antroposfer menekankan pada fenomena kependudukan, antara lain mengenai jumlah penduduk, kepadatan penduduk, dan kualitas penduduk.

Permasalahan kependudukan muncul akibat pertumbuhan penduduk yang terlalu cepat. Pertumbuhan penduduk yang cepat pada umumnya terjadi di Negara-negara berkembang seperti Indonesia, Negara-negara di Amerika Latin, serta Afrika. Pertumbuhan penduduk yang cepat di Negara berkembang menyebabkan kebutuhan masyrakat yang beragam, terutama bahan makanan harus ditingkatkan. Hal ini guna menjamin kelangsungan hidup masyarakat.

Permasalahan yang timbul akibat pertumbuhan penduduk yang cepat adalah kekurangan makan pada sebagian besar penduduk, berkurangnya kesempatan kerja dan bersekolah, kurangnya tempat tinggal, serta kekurangan air bersih.


F.     PENDEKATAN MASALAH KEPENDUDUKAN
Terdapat tiga pendekatan yang dpat digunakan dalam menelaah masalah kependudukan, yaitu:
1.      Penduduk sebagai lapangan untuk memperoleh data
Data kependudukan dapat dikumpulkan melalui tiga cara sebagai berikut:
a.       Sensus penduduk
Sensus penduduk merupakan kegiatan menghitung jumlah penduduk suatu negara. Sensus dilakukan dengan kunjungan dari ke rumah atau pendekatan individual. Sensus biasanya dilakukan secara teratur yaitu sekali dalam rentang waktu 5 atau 10 tahun.

Sensus penduduk dapat dilakukan dengan dua cara yaitu secara de facto dan de jure. Sensus de facto adalah menghitung jumlah penduduk menurut tempat tinggal mereka pada saat sensus. Sensus jenis ini datanya lebih lengkap, kesalahan yang disebabkan oleh duplikasi lebih kecil, serta penghitungan kelahiran dan kematian lebih akurat.

Sedangkan sensus de jure adalah menghitung jumlah penduduk menurut tempat tinggal yang tetap. Sensus ini dapat digunakan untuk mengetahui jumlah penduduk di tempat-tempat rekreasi yang selalu berubah menurut musim.

            Ciri-ciri sensus penduduk adalah sebagai berikut:
·         Dibuat dan diselenggarakan oleh pemerintah. Di Indonesia sensus dilaksanakan oleh Badan Pusat Statistik (BPS).
·         Dilakukan terhadap penduduk di suatu wilayah yang batas-batasnya ditentukan secara pasti.
·          Merupakan pencatatan universal dan menyeluruh terhadap seluruh penduduk negara
·         Merupakan pencatatan data setiap penduduk di suatu wilayah
·         Dilakukan secara serentak dalam satu hari
·         Dilakukan secara teratur dalam kurun waktu tertentu, biasanya setiap 5 atau 10 tahun.
Langkah-langkah yang dilakukan dalam sensus penduduk yaitu:
a)      Menentukan keterangan yang ingin diperoleh dari tiap individu. Biasanya keterangan tersebut berupa tempat tinggal saat sensus, tempat tinggal tetap, hubungan dengan kepala keluarga, jenis kelamin, umur, status perkawinan, tempat lahir, kewarganegaraan, pekerjaan, jenis kegiatan, lapangan pekerjaan, jenis pekerjaan, status pekerjaan, bahasa, kesukuan, kebangsaan, pendidikan, kemampuan baca tulis, jumlah anak alhir hidup, jumlah keluarga, dan klasifikasi desa-kota.
b)      Membuat daftar pertanyaan yang dapat dipahami oleh pencacah maupun responden
c)      Mengumpulkan data di lapangan baik dengan wawancara maupun tertulis
d)     Mengolah data, memberi kode, dan tabulasi
e)      Mempublikasikan data hasil sensus.
b.      Registrasi penduduk
Registrasi penduduk adalah pencatatan setiap peristiwa yang dialami penduduk, misalnya kelahiran, kematian, perkawinan,perceraian, dan migrasi. Sistem registrasi di Indonesia belum diatur dalam undang-undang.
c.       Survei penduduk
Kegiatan survei penduduk sama dengan sensus penduduk, sama-sama mengumpulkan data kependudukan. Perbedaannya dalam survei penduduk dilakukan pada wilayah tertentu yang terbatas dan dapat dilakukan kapan saja dan dimana saja tanpa ada batasan waktu. Sedangkan sensus dilakukan dalam suatu Negara. Survei dilakukan karena untuk mengumpulkan data dari seluruh penduduk menuntut banyak waktu, biaya, dan tenaga.

Contoh yang diambil dalam survei harus mewakili seluruh penduduk. Hal ini sangat penting untuk mendapatkan gambaran atau kesimpulan yang benar dan obyektif tentang penduduk di suatu wilayah. Selain itu, diperlukan pula contoh yang banyak sehingga dapat menggambarkan keadaan penduduknya. Jika populasi heterogen, misalnya ada petani, buruh, pedagang, dan pegawai maka sampel yang diambil harus dikelompokkan kemudian dilakukan pencatatan dan penelitian terhadap tiap kelompok. 
2.      Penduduk sebagai lapangan untuk memperoleh penafsiran pelaku
Penduduk bersifat dinamis. Oleh karena itu, tingkah laku penduduk perlu diteliti dan ditafsirkan secara sosiologis. Banyak sifat penduduk dipengaruhi oleh keadaan penduduk itu sendiri, sedangkan keadaan penduduk banyak dipengaruhi oleh kebudayaan. Contoh peubahan mata pencaharian sebagai petani berubah menjadi buruh akan mempengaruhi terhadap penilaian terhadap anak., selanjutnya akan mempengaruhi sikap dan pola kehidupan dalam keluarga. Agar daapt menafsirkan secara benar harus dilihat dari berbagai sisi ilmu seperti agama, geografi, dan ekonomi.
3.      Penduduk sebagai lapangan untuk melakukan aksi sosial
Setelah memperoleh data kependudukan dan menafsirkannya maka dapat diambil suatu kebijakan dan tindakan yang nyata terhadap masalah kependudukan. Sebagai contoh tingkat pertumbuhan penduduk Indonesia yang cukup tinggi menyebabkan permasalahan kependudukan. Oleh karena itu, perlu diatasi dengan menggalakkan program Keluarga Berencana (KB).

G.    TEORI KEPENDUDUKAN
Diantara teori kependudukan, teori Malthus merupakan yang paling terkenal. Menurut Malthus, kemiskinan disebakan oleh tidak adanya keseimbangan antara pertambahan penduduk dan pertambahan bahan makanan. Ketidakseimbangan itu terjadi karena jumlah penduduk bertambah sesuai deret ukur (1-2-4-8-16-32-64 dan seterusnya), sedangkan bahan makanan bertambah sesuai deret hitung (1-2-3-4-5-6-7 dan seterusnya).

Menurut Malthus, dalam keadaan sehat dan tetap hidup seorang wanita yang kawin pada usia sekitar 20 tahum dapat melahirkan 10 orang anak atau lebih. Oleh karena itu, menurut Malthus pada masa mendatang manusia akan hidup sengsara karena bahan persediaan bahan makanan tidak dapat mengimbangi pertambahan jumlah penduduk. Akan tetapi, Malthus berpendapat bahwa pertambahan penduduk yang cepat dapat diatasi dengan cara pengekangan moral, misalnya menunda perkawinan dan kelahiran.
Kelemahan dari Teori Malthus adalah sebagai berikut:
1.      Tidak yakin akan kemampuan tanah untuk menghasilkan bahan makanan yang lebih cepat
2.      Adanya kemajuan tingkat hidup manusia karena adanya industrialisasi, trasnportasi, dan distribusi yang baik
3.      Adanya kemungkinan pengurangan kelahiran dengan cara keluarga berencana seperti sekarang.

H.    KOMPOSISI PENDUDUK
Komposisi penduduk adalah penggolongan penduduk berdasarkan kriteria tertentu. Secara umum komposisi penduduk dibedakan berdasarkan empat macam yaitu biologi, sosial, geografi, dan ekonomi. Komposisi berdasarkan unsur biologi contohnya menurut umur dan jenis kelamin, berdasarkan unsur sosial contohnya menurut tingkat pendidikan, berdasarkan unsur geografi contohnya tempat tinggal (di pedesaan atau perkotaan), serta berdasarkan unsur ekonomi contohnya menurut jenis pekerjaan dan tingkat pendapatan.
1.      Komposisi penduduk berdasaarkan umur dan jenis kelamin

a.       Pengelompokkan berdasarkan umur
Pengelompokkan berdasarkan umur umumnya dilakukan menurut selisih umur 1 tahun (0,1,2,3 dan seterusnya) atau lima tahun (0-4, 5-9, 10-14, dan seterusnya). Berdasarkan pengelompokkan umur dikelompokkan menjadi tiga yaitu golongan muda (0-14 tahun), golongan dewasa (15-64 tahun), dan golongan tua ( 65 tahun ke atas).

Golongan penduduk muda dan tua merupakan golongan usia tidak produktif, sedangkan golongan dewasa merupakan golongan usia produktif. Penggolongan usia dilakukan untuk mengetahui beban angka ketergantungan penduduk  (dependency ratio) yaitu dengan membandingkan antara penduduk usia tidak produktif dan penduduk usia produktif. Tujuannnya adalah untuk mengetahui jumlah penduduk usia tidak produktif yang kebutuhan ekonominya menjadi beban atau tanggungan penduduk usia prosuktif.

Angka beban ketergantungan =  x 100

Contoh:
Berdasarkan hasil sensus penduduk tahun 2000, jumlah penduduk usia 0-14 tahun adalah 61.250.199 jiwa, usia 15-64 tahun adalalah 130.861.005 jiwa, dan usia di atas 65 tahun adalah 9.130.795 jiwa. Maka angka beban ketergantungannya adalah sebagai berikut:

Dependency ratio=  x 100 = 53, 78302
Jadi, tiap 100 orang yang berusia produktif menanggung beban ekonomi terhadap sebanyak 53,7 orang usia tidak produktif.

b.      Penggolongan menurut jenis kelamin
Komposisi penduduk menurut jenis kelamin (sex ratio) merupakan perbandingan antara jumlah penduduk laki-laki dan jumlah penduduk perempuan.
Sex ratio =  x 100jiwa
Contoh:
Berdasarkan hasil sensus penduduk tahun 2000, jumlah penduduk laki-laki Indonesia adalah 101.641.570 jiwa dan yang perempuan adalah 101.814.435 jiw. Ratio jenis kelamin penduduk Indonesia adalah:
Sex ratio =  x 100 = 99,83
Jadi, setiap 100 penduduk perempuan terdapat 99,83 penduduk laki-laki. Angka tersebut menunjukkan bahwa perbandingan antara jumlah penduduk laki-laki dan perempuan berada dalam keadaan seimbang.
2.      Piramida penduduk
Komposisi penduduk menurut umur dan jenis kelamin dapat digambarkan dalam bentuk diagram yang disebut dengan piramida penduduk. Melalui piramida penduduk tersebut struktur penduduk suatu Negara dapat diketahui dengan mudah.
a.       Piramida Ekspansif
Piramida ekspansif menggambarkan keadaan penduduk yang sedang mengalami pertumbuhan pesat. Hal ini terjadi karena tingkat kelahiran yang tinggi dibandingkan dengan kematian penduduk. Contoh Negara Indonesia dan India.
b.      Piramida Stasioner
Piramida stasioner menggambarkan keadaan penduduk yang mengalami pertumbuhan relatif stabil. Hal ini dikarenakan tingkat kematian dan kelahiran yang sama. Di dalam struktur ini jumlah penduduk usia muda, dewasa, dan tua adalah seimbang. Struktur penduduk demikian terdapat di Negara Amerika Serikat dan Inggris.
c.       Piramida Konstruktif
Piramida ini menggambarkan keadaan pertumbuhan penduduk yang cenderung mengalami penurunan. Hal ini disebabkan oleh tingkat kelahiran lebih rendah dibandingkan dengan tingkat kematian penduduk, serta sebagian besar penduduknya berusia tua. Contoh Negara dengan struktur penduduk tua adalah Jerman, Swedia, dan Belgia.

I.       PERTUMBUHAN PENDUDUK
1.      Pengukuran pertumbuhan penduduk
Pertumbuhan penduduk adalah bertambah atau berkurangnya jumlah penduduk suatu wilayah.

Faktor yang menambah jumlah penduduk adalah kelahiran pendatang (imigrasi), sedangkan yang mengurangi jumlah penduduk adalah kematian dan emigrasi. Jadi  terdapat empat komponen yang mempengaruhi pertumbuhan penduduk yaitu kelahiran (birth), kematian (death), imigrasi (In migration/mi), dan emigrasi (Out migration/Mo).
Untuk mengetahui pertumbuhan penduduk maka digunakan rumus persamaan seimbang (the balancing equation) yaitu:
           
                 Pt = Po + (B - D) + (Mi – Mo)
           
Keterangan:
Pt         :  jumlah penduduk total
Po        :  jumlah penduduk pada tahun dasar
B         :  jumlah anak yang lahir hidup
D         :  jumlah penduduk yang mati
Mi        :  jumlah imigran
Mo       :  jumlah emigran

Contoh:
Diketahui jumlah penduduk Kecamatan Tanjung adalah sebagai berikut:
1.      Jumlah penduduk bulan Januari tahun 1990 sebanyak 350.000 jiwa
2.      Jumlah kelahiran tahun 1990 sebanyak 2.100 jiwa
3.      Jumlah kematian tahun 1990 sebanyak 725 jiwa
4.      Jumlah imigrasi tahun 1990 sebanyak 120 jiwa
5.      Jumlah emigrasi tahun 1990 sebanyak 65 jiwa

Jawab:
Jumlah penduduk Kecamatan Tanjung pada awal tahun berikutnya, yaitu pada bulan Januari 1991 adalah:
Pt = 350.000 + (2.100 – 725) + (120 – 65)
=350.000 + 1.375 + 55
=351.430 jiwa





a.       Angka Kelahiran Kasar (Crude Birth Rate/CBR)
Angka kelahiran kasar adalah perbandingan antara jumlah kelhiran selama satu tahun dan jumlah penduduk pada pertengahan tahun tiap 1.000 penduduk. Rumus perhitungannya adalah:

CBR =  x 1.000
           
Keterangan:
B     : Jumlah kelahiran selama 1 tahun
P     : (Population) jumlah pendudu pada pertengahan tahun
K     : Konstanta (umumnya 1.000)

Contoh: Jumlah kelahiran di Jakarta pada tahun 2000 sebanyak 198.425
bayi, sedangkan jumlah penduduk pada pertengahan tahun 2000 sebanyak 9.742.000 jiwa. Angka kelahiran kasar penduduk Jakarta adalah:
CBR =  x 1000
= 20,36
Jadi, angka kelahiran kasar di Jakarta adalah 20,36 jiwa tiap 1.000 penduduk.

b.      Angka kelahiran umum (General Fertility Rate/GFR)
Angka kelahiran umum adalah banyaknya kelahiran tiap 1.000 wanita yang berumur 15-44 tahun atau 14-49 tahun. Rumus penghitungannya adalah:
GFR =  x k

Atau

GFR =  x k
Keterangan:
B         : Jumlah kelahiran dalam 1 tahun
Pf 15-44 atau Pf14-49 : Banyak penduduk wanita berumur 15-44 atau 14-49 tahun
pada pertengahan tahun
k          : Konstanta (umumnya 1.000)

Contoh: Jumlah kelahiran di Jakarta pada tahun 2000 sebanyak 198.425 bayi, sedangkan banyaknya penduduk wanita yang berumur 15-49 tahun pada pertengahan tahun 2000 adalah 3.112.700 jiwa, maka kelahiran umumnya adalah:
GFR =  x 1000 = 63,74
Jadi, angka kelahiran umum di Jakarta adalah 63,74 tiap 1.000 wanita
usia 15-49 tahun.

c.       Angka kelahiran menurut kelompok umur (Age Spesific Fertility Rate/ASFR)
Angka kelahiran menurut kelompok umur adalah banyaknya kelahiran tiap 1.000 wanita pada kelompok umur tertentu. Perhitungannya adalah:

ASFR =  x k

Keterangan:
x    : Umur wanita dalam kelompok tertentu, biasanya dengan interval 
5 tahun (15-19, 20-24, ………., 45-49)
Bx   : Jumlah kelahiran dalam kelompok umur x
Px   : Banyaknya wanita dalam kelompok umur x
K   : Konstanta (umumnya 1.000)



Contoh : Apabila diketahui banyaknya wanita usia 25-29 tahun adalah
200.880 jiwa, dan banyaknya kelahiran pada usia tersebut adalah 50.400 jiwa, maka angka kelahiran menurut kelompok umur adalah:
ASFR =  x 1.000 = 251
Jadi, angka kelahiran kelompok umurnya adalah 251 jiwa tiap 1.000 wanita yang berusia 25-29 tahun.

d.      Angka kematian kasar (Crude Death Rate/CDR)
Angka kematian kasar adalah perbandingan jumlah antara jumlah penduduk yang meninggal selama 1 tahun dan jumlah penduduk  pada pertengahan tahun. Adapun penghitungannya adalah:
CDR =  x k
Keterangan:
Dx  : Jumlah kematian tahun x
Px   : Jumlah penduduk pada pertengahan tahun x
K   : Konstanta (umumnya 1.000)

Contoh: Berdasarkan data kependudukan Kecamatan Tanjung
diketahui bahwa jumlah penduduk pada bulan Januari tahun 1990 sebanyak 350.000 jiwa, jumlah penduduk pada bulan Januari tahun 1991 sebanyak 351.430 jiwa, sedangkan jumlah kematian sebanyak 725 jiwa, maka angka kematian kasarnya adalah:
CDR =   x 1.000 = 2,1
Jadi, angka kematian kasar penduduk Kecamatan Tanjung adalah 2,1 jiwa tiap 1.000 jiwa.

e.       Angka kematian menurut kelompok umur (Age Specific Death Rate/ASDR)
Angka kematian menurut kelompok umur adalah jumlah kematian tiap 1.000 penduduk pada kelompok umur tertentu. Angka kematian ini dihitung dengan rumus:
ASDR =  x k
Keterangan:
x    : Kelompok umur tertentu dengan interval umumnya 5 tahun (0-4,
5-9, 10,14,……)
Dx  : Jumlah kematian kelompok umur x
Px   : Jumlah penduduk kelompok umur x
K   : Konstanta

Contoh : Apabila diketahui jumlah penduduk kelompok umur 20-24
tahun banyaknya 8.808 jiwa dan jumlah kematian banyaknya 80 jiwa, maka angka kematian kelompok umurnya adalah:
ASDR =  x 1.000 = 9,1
Jadi, angka kemtian kelompok umur 24-29 tahun adaalh 9,1 jiwa tiap 1.000 orang usia tersebut.

f.       Angka kematian bayi (Infant Mortality Rate/IMR)
Angka kematian bayi adalah perbandingan antara jumlah kematian bayi yabf usianya kurang dari 1 tahun dan jumlah kelahiran hidup selama tahun x. angka kematian bayi dihitung dengan:
IMR =  x 1.000
Keterangan:
Do : Jumlah kematian bayi selama tahun x
B   : Jumlah kelahiran hidup selama tahun x
K   : konstanta (umumnya 1.000)


Contoh: Jumlah kelahiran hidup di Kecamatan Tanjung pada tahun
1990 sebanyak 2.100 jiwa, sedangkan jumlah bayi yang meninggal sebanyak 120 jiwa, maka angka kematian bayi adalah:
IMR =  x 1.000 = 57
Jadi, angka kematian bayi di Kecamatan Tanjung pada tahun 1990 adalah 57 jiwa tiap 1.000 bayi.

g.      Angka Migrasi Masuk (In Migration/Mi)
Angka migrasi masuk menunjukkan banyaknya jumlah pendatang (imigran) tiap 1.000 penduduk tempat tujuan selama 1 tahun. Angka migrasi masuk dihitung dengan:
Mi =  x k
Keterangan:
Mi  : Angka migrasi masuk
I     : Jumlah penduduk yang datang
P    : Jumlah penduduk daerah tujuan
k    : Konstanta (umumnya 1.000)

Contoh: Jumlah penduduk di Kecamatan Tanjung pada tahun 1990
sebanyak 350.000 jiwa dan jumlah imiran sebanyak 120 jiwa, maka angka migrasi masuknya adalah:
Mi =  x 1.000 = 0,34
Jadi, pada tahun 1990 di Kecamatan Tanjung terdapat 0,34 pendatang tiap 1.000 penduduk.

h.      Angka Migrasi Keluar (Out Migration/Mo)
Angka migrasi keluar menunjukkan jumlah penduduk yang keluar dari daerah tempat tinggalnya (emigran) tiap 1.000 penduduk selama 1 tahun. Angka migrasi keluar dihitung dengan:
Mo =  x k
Keterangan:
Mo : Angka migrasi keluar
O   : Jumlah migrasi keluar
P    : Jumlah penduduk daerah asal
k    : konstanta (umumnya 1.000)

Contoh:  Jumlah penduduk di Kecamatan Tanjung pada tahun 1990
sebanyak 350.000 jiwa dan jumlah emigran sebanyak 65 jiwa, maka angka emigrasi keluarnya adalah:
Mo =   x 1.000 = 0,18
Jadi, pada tahun 1990 di Kecamatan Tanjung terdapat 0,18 emigran tiap 1.000 penduduk.

i.        Angka Migrasi Netto (Net Migration/Mn)
Migrasi netto adalah selisih antara jumlah migrasi masuk dan jumlah migrasi keluar tiap 1.000 penduduk dalam 1 tahun. Migrasi netto dapat dihitung dengan:
Mn =   x k
Keterangan :
Mn : Angka migrasi netto
Mi  : Jumlah migrasi masuk
Mo : Jumlah migrasi keluar
P    : Penduduk
k    : Konstanta (umumnya 1.000)

Contoh: Jumlah penduduk Kecamatan Tanjung pada tahun 1990
sebanyak 350.000 jiwa, jumlah imigran sebanyak 120 jiwa, jumlah emigran sebanyak 65 jiwa, maka angka migrasi nettonya adalah:
Mn =  x 1.000 = 0,15
Jadi, angka migrasi netto Kecamatan Tanjung pada tahun 1990 adalah 0,15 jiwa tiap 1.000 penduduk.

j.        Laju Pertumbuhan Penduduk
Laju pertumbuhan penduduk adalah angka yang menunjukkan banyak atau sedikitnya pertumbuhan penduduk tiap tahun dalam kurun waktu tertentu, umumnya 10 tahun.
1.      Laju pertumbuhan penduduk geometris
Laju pertumbuhan penduduk geometris adalah pertumbuhan penduduk secara bertahap. Disebut juga dengan pertumbuhan berganda. Laju pertumbuhan penduduk geometris dapat dihitung dengan:
Pt = Po (1+r)t
Keterangan:
Pt         : Jumlah penduduk akhir tahun
Po        : Jumlah penduduk pada awal tahun
r           : Laju pertumbuhan penduduk
t           : Jangka waktu (umumnya 10 tahun)

Contoh:
Jumlah penduduk provinsi Sulawesi Tenggara pada tahun 1990 sebanyak 1.350.000 jiwa dan pada tahun 2000 sebanyak  1.772.000 jiwa. Laju pertumbuhan penduduk geometris adalah:
1.772.000        = 1.350.000 (1+ r)10
(1+ r)10             =  = 1,3125926
10 log  (1+ r)   = log 1,3125926
10 log (1+ r)    = 0,1181299 (antilog)
(1+ r)               = 1,0275737
            r           = 0,0275737 = 2,75%
jadi, laju pertumbuhan penduduk geometris Provinsi Sulawesi Tenggara adalah sebesar 2,75% tiap tahun pada periode tahun 1990 sampai tahun 2000.
2.      Laju pertumbuhan penduduk eksponensial
Laju pertumbuhan penduduk eksponensial adalah pertumbuhan penduduk yang berlangsung secara terus-menerus (kontinu). Cara penghitungan laju pertumbuhan penduduk eksponensial adalah:
Pt = Po.ert
Keterangan:
Pt         : Jumlah penduduk pada akhir tahun
Po        : Jumlah penduduk pada awal tahun
e          : Angka eksponensial (2,718282)
r           : Tingkat pertumbuhan penduduk
t           : Jangka waktu (umumnya 10 tahun)

Contoh:
Laju pertumbuhan penduduk geometris di atas apabila dihitung dengan menggunakan perhitungan eksponensial hasilnya adalah:
1.772.00                                = 1.350.000 x 2,71828210r
2,718282                     =  = 1,3125926
10r log 2,71828210r      = log 1,325926
10r x 0,4342945          = 0,118129
                        10r       =  = 0,2720041
                        r           = 0,0272004
                                    = 2,2%
Jadi, laju pertumbuhan eksponensial Provinsi Sulawesi Tenggara sebesar 2,82% tiap tahun pada periode tahun 1990 hingga tahun 2000.








2.      Pertumbuhan Penduduk Dunia
Menurut laporan Perserikatan Bangsa-Bangsa (PBB), penduduk dunia pada akhir tahun 2002 mencapai 6,5 miliar. Dari jumlah tersbut lima miliar berada di negara berkembang.

Region
Jumlah
(Juta Jiwa)
Pertumbuhan
(Persen)
Afrika
Amerika Utara
Amerika Tengah
Amerika Selatan
Asia
Eropa
Oceania
840
319
531
354
3.766
728
32
2,47
0,64
1,77
1,55
1,33
0,18
1,01
Sumber: World Population Data Sheet, 2002
Berdasarkan tabel di atas, dapat diketahui bahwa sebagian besar (hamper 60%) penduduk dunia berada di benua Asia dengan tingkat perumbuhan 1,33% tiap tahun. di Afrika penduduknya mencapai 840 juta jiwa dengan tingkat perumbuhan penduduk 2,47% sebagian penduduknya berada di pedesaan. Di Eropa yang jumlah penduduknya mencapai 238 juta jiwa dengan tingkat pertumbuhan pendudu 0,18% sebagian besar penduduk tinggal di perkotaan, terutama di Eropa Timur. Di Amerika bagian utara jumlah penduduknya mencapai 319 juta jiwa dengan tingkat pertumbuhan 0,64% sebagian besar berada di Amerika Serikat. Di Amerika bagian tengah jumlah penduduknya 531 juta jiwa dengan tingkat pertumbuhan penduduk 1,77% sebagian besar penduduknya di Meksiko, sedangkan di Amerika bagian selatan mencapai 354 juta jiwa dengan tingkat pertumbuhan 1,55% dengan pusat di Brasil.
3.      Pertumbuhan Penduduk Indonesia
Jumlah penduduk Indonesia selalu mengalami peningkatan dari tahun ke tahun. Pada tahun 1980 penduduknya mencapai 147,49 juta jiwa, sedagkan pada tahun 2000 menjadi 203,456 juta jiwa. Peningkatan jumlah penduduk tersebut dipengaruhi oleh tiga factor yaitu kelahiran, kematian, dan migrasi penduduk.

J.      KEBIJAKAN KEPENDUDUKAN DI INDONESIA
1.      Kuantitas Penduduk
Kebijakan kependudukan yang menyangkut aspek kuantitas penduduk umumnya diarahkan pada penurunan laju pertumbuhan penduduk. Salah satu program pemerintah dalam rangka penurunan laju pertumbuhan penduduk adalah mengadakan program KB.

Program KB mulai dilaksanaan sejak tahun1967, yaitu pada saat presiden Republik Indonesia ikut menandatangani deklarasi tentang kependudukan oelh pemimpin-pemimpin dunia. Pada tahun 1968, Indonesia membentuk Lembaga Keluarga Berencana yang berstatus semi pemerintah. Setelah itu dengan adanya Surat keputusan Presiden No. 8  tahun 1970 lembaga tersebut berubah nama menjadi Badan Koordinasi Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) yang merupakan lembaga resmi pemerintah. BKKBN berfungsi melakukan koordinasi terhadap seluruh kegiatan pelaksanaan program secara nasional. Namun, pada bulan april 1972 status BKKBN diubah menjadi lembaga pemerintah non-departemen yang berkedudukan langsung di bawah presiden. Disamping menurunkan laju pertumbuhan penduduk, selain itu tujuan program KB adalah:
a.       Memperbaiki kesehatan ibu dan anak
b.      Mempermudah sikap orang tua dalam bertanggung jawab terhadap anak-anaknya, baik dalam pemberian makan, kesehatan, maupun pendidikan
c.       Memperbanyak kesempatan atau waktu khususnya bagi wanita untuk melakukan kegiatan yang lain.
2.      Kualitas penduduk
Kualitas penduduk adalah kemampuan penduduk untuk dapat memenuhi kebutuhan hidupnya secara layak. Setiap orang memiliki kualitas yang berbeda-beda. Factor yang mempengaruhi kualitas penduduk adalah tingkat pendidikan dan kesehatan.
a.       Pendidikan
Pendidikan sangat diperlukan dalam rangka menigkatkan pengetahuan dan keterampilan penduduk dalam rangka mendukung pebangunan bangsa. Oleh karena itu, etiap orang berhak mendapatkan pendidika, khususnya penduduk usia sekolah (7-24 tahun).

Faktor-faktor yang menyebabkan rendahnya tingkat pendidikan di Indonesia adalah:
·         Biaya pendidikan relatif mahal
·         Tingkat pendapatan penduduk rendah sehingga tidak dapat membiayai pendidikan sampai perguruan tinggi
·         Kesadaran masyarakat tentang pendidikan terutama di pedesaan masih rendah
·         Jumlah fasilitas pendidikan masih sangat sedikit dibandingkan dengan jumlah penduduk Indonesia.

Upaya-upaya yang dilakukan pemerintah dalam meningkatkan kualitas pendidikan di Indonesia adalah:
§  Menggalakkan program belajar 9 tahun
§  Memberikan beasiswa bagi siswa yang berprestasi tetapi kurang mampu
§  Meningkatkan pembangunan sarana dan prasarana pendidikan seperti gedung sekolah, laboratorium, dan tenaga pengajar.
§  Menggalakkan program kelompok belajar (kejar), paket A yang setara dengan Sd dan kejar paket B yang setara dengan SLTP.

b.      Kesehatan
Kesehatan merupakan salah satu faktor terpenting dalam menilai kualitas penduduk. Kualitas kesehatan penduduk dapat diukur berdasarkan angka kematian bayi (infant mortality rate) dan angka harapan hidup (life expectancy rate).
Ø  Angka kematian bayi adalah angka yang menunjukkan jumlah bayi yang meninggal dunia sebelum mencapai usia 1 tahun tiap 1.000 bayi yang lahir hidup.
Ø  Angka harapan hidup adalh angka yang menunjukkan batas maksimal usia seorang yang dapat dicapai sejak lahir sampai meninggal dunia. Angka harapan hidup merupakan indikator yang baik untuk menunjukkan tingkat sosial dan ekonomi penduduk secara umum. Angka harapan hidup penduduk berbeda di tiap wilayah karena berbagai factor. Di Negara berkembang sekitar 40 tahun, sedangkan di Negara maju sekitar 70 tahun.

Apabila kualitas kesehatan masih rendah, diperlukan upaya untuk meningkatkan kualitas kesehata tersebut yaitu:
·         Meningkatkan kualitas gizi keluarga
·         Meningkatkan jumlah dan kualitas tenaga medis
·         Meningkatkan kualitas lingkungan hidup
·         Meningkatkan prasarana kesehatan
·         Memberikan penyuluhan kesehatan kepada masyarakat
·         Melaksanakan imunisasi secara gratis.
3.      Redistribusi Penduduk
Reditribusi penduduk merupakan suatu upaya untuk pemerataan jumlah penduduk dalam suatu wilayah atau Negara. Di Indonesia redistribusi penduduk dilakukan melalui program transmigrasi. Menurut UU No. 3 Tahun 1973 tentang pokok-pokok penyelenggaraan transmigrasi. Transmigrasi adalah perpindahan penduduk dengan sukarela atau dengan alasan-alasan yang dipandang perlu dipandang oleh Negara dari suatu daerah padat penduduk ke daerah jarang penduduk di dalam wilayah Negara Republik Indonesia.
Tujuan program transmigrasi adalah sebagai berikut:
a.       Pemerataan penyebaran penduduk dan pembangunan ke seluruh wilayah
b.      Peningkatan kesejahteraan, khususnya bagi para transmigran
c.       Peningkatan produksi dalam mengolah sumber daya alam yang tersedia di daerah baru
d.      Pengurangan kemiskinan dan pengangguran di daerah asal
e.       Peningkatan pertahanan dan keamanan nasional.

Daerah tujuan transmigrasi di Indonesia adalah sebagai berikut:
a.       Wilayah I yaitu Nangroe Aceh Darussalam, Riau, Jambi, Sumatra Barat, Bengkulu, dan Sumatra Selatan.
b.      Wilayah II yaitu Kalimantan Barat, Kalimantan tengah, aklimantan timur, dan Kalimantan Selatan,
c.       Wilayah III yaitu Sulawesi Tenggara, Sulawesi Selatan, dan Papua,

Berdasarkan penyelenggaraannya transmigrasi dapat dibedakan menjadi lima yaitu:
a.       Transmigrasi umum yaitu transmigrasi yang diselenggarakan dan dibiayai oleh pemerintah. Pada program transmigrasi ini memperoleh bantuan dari pemerintah antara lain jaminan hidup selama 18 bulan pertama dan tanah garapan seluas dua hektar.
b.      Transmigrasi spontan (Swakarsa) adaalah trasnmigrasi yang dilakukan atas biaya sendiri.
c.       Transmigrasi bedol desa adalah transmigrasi yang dilakukan oleh seluruh warga desa bersama perangkat desanya.
d.      Transmigrasi sektoral adalah transmigrasi yang diselenggarakan antar departemen.
e.       Transmigrasi lokal adalah bentuk transmigrasi yang perpindahannya masih dalam satu wilayah sempit misalnya dalam lingkup provinsi.



STANDAR KOMPETENSI:
Memahami sumber daya alam
KOMPETENSI DASAR:
1.      Siswa mampu menjelaskan pengertian sumber daya alam
2.      Siswa mampu mengidentifikasi jenis-jenis sumber daya alam
3.      Siswa mampu menjelaskan pemanfaatan sumber daya alam secara arif



BAB II
SUMBER DAYA ALAM

A.    PENGERTIAN SUMBER DAYA ALAM
Sumber daya alam (natural resources) adalah segala potensi alam yang dapat dikembangkan untuk proses produksi. Sumber daya alam merupakan unsure lingkungan hidup yang mendukung kehdupan manusia. Sumber daya alam terbentuk karena kekuatan alamiah, misalnya tanah, air, dan udara. Namun, tidak akan bermanfaat apabila tidak dimanfaatkan. Secara umum sumber daya alam dapat dikelompokkan menjadi tiga yaitu sebagai berikut:
1.      Berdasarkan kemungkinan pemulihan
a.       Sumber daya alam yang dapat diperbaharui (renewable resources) adalah jenis sumber daya alam yang dapat dikembalikan persediaannya. Contohnya adalah kesuburan tanah, hutan, dan tanaman perkebunan.
b.      Sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui (unrenewable resources) adalah jenis sumber daya alam yang memerlukan waktu sangat lama untuk pemulihannya jika telah habis dimanfaatkan. Contohnya adalah minyak bumi, batu bara, dan berbagai mineral.
2.      Berdasarkan sifat
a.       Sumber daya alam fisik adalah jenis sumber daya alam yang berupa benda, misalnya bahan galian, tanah, tenaga panas bumi, dan air.
b.      Sumber daya alam hayati adalah jenis sumber daya alam berupa makhluk hidup baik tumbuhan maupun hewan.
3.      Berdasarkan lokasinya
a.       Sumber daya alam terrestrial yaitu sumber daya alam yang terdapat di daratan. Contohnya tanah, hutan, dan bahan galian.
b.      Sumber daya alam akuatik yaitu sumber daya alam yang terdapat diperairan. Contohnya, ikan, rumut laut, dan energi gelombang.

B.     SUMBER DAYA ALAM DAN PENGELOLAANNYA DI INDONESIA
Wilayah Indonesia luasnya sekitar 9,8 juta km2, terdiri atas wilayah daratan yang luasnya sekitar 7,9 juta km2. Di wilayah Indonesia banyak terdapat sumber daya alam baik yang dapat diperbaharui maupun yang tidak dapat diperbaharui. Keberadaaan sumber daya alam di Indonesia disebabkan oleh beberapa faktor yaitu:
1.      Secara astronomis , Indonesia terletak di daerah tropika dengan curah hujan yang tinggi menyebabkan aneka ragam jenis tumbuhan dapat tumbuh subur. Oleh karena itu, Indonesia kaya akan berbagai jenis tumbuhan.
2.      Secara geologis, Indonesia terletak pada pertemuan antara jalur pergerakan lempeng tektonik dan pegunungan muda, yaitu pegunungan Sirkum Pasifik dan Mediterania. Letak geologis Indonesia menyebabkan di Indonesia banyak dijumpai rangkaian gunung api aktif sehingga memungkinkan terbentuknya berbagai mecm sumber daya mineral yang potensial untuk dimanfaatkan.
3.      Wilayah lautan Indonesia mengnadung berbagai macam sumber daya nabati, hewani, dan mineral antara lain ikan laut, rumput laut, mutiara, serta tambang minyak bumi.

Di dalam hubungannya dengan upaya pelestarian lingkungan, pengelolaan sumber daya alam yang mengacu pada rambu-rambu hukum dan perundangan yang berlaku, antara lain UU No.11 Tahun 1974 dan UU No.4 Tahun 1982.

UU No. 11 Tahun 1974 tentang perairan mengatur kelestarian air dan sumber-sumber air. Kelestarian air harus dijaga, dilindungi, diamankan, dan dipertahankan, antara lain:
1)      Melakukan usaha penyelamatan tanah dan air.
2)      Melalukan pengamatan dan pengendalian daya rusak air, sumber-sumber air, dan daerah sekitarnya.
3)      Mencegah terjadinya pencemaran air yang dapat merugikan pengguna dan lingkungannya.

UU No. 4 Tahun 1982 adalah tentang ketentuan-ketentuan pokok pengelolaan lingkungan hidup. Tujuan pengelolaan lingkungan hidup antara lain:
1)      Penyelarasan hubungan antara manusia dan lingkungannya sebagai salah satu bagian dari tujuan pembangunan manusia Indonesia seutuhnya.
2)      Pemanfaatan sumber daya alam secara bijak dan terkendali.
3)      Pembentukan manusia Indonesia yang cinta lingkungan dan berperan sebagai Pembina lingkungan hidup melalui pendidikan lingkungan hidup baik di sekolah dan di luar sekolah.
4)      Pembangunan berwawasan lingkungan demi kepentingan generasi sekarang dan mendatang.
5)      Perlindungan negara dari berbagai pengaruh luar yang dapat merusak dan mencemarkan lingkungan.

Sumber daya alam yang ada di Indonesia dan pengelolaannya, adalah sebagai berikut:
1.      Sumber Daya Tanah
Tanah merupakan media berbagai macam kegiatan manusia, seperti bertani, berkebun, membangun kawasan permukiman, dan kawasan industri. Indonesia merupakan Negara agraris karena sebagian besar rakyat Indonesia bekerja di sektor pertanian. Tanah di Indonesia mempunyai peranan yang sangat penting dalam rangka menunjang produksi pertanian. Tingkat kesuburan tanah di berbagai wilayah Indonesia tidak sama. Hal ini disebabkan oleh bahan induk pembentuk batuan yang berbeda-beda. Secara umum tingkat kesuburan tanah di Indonesia dapat dibedakan menjadi tiga yaitu:
a.       Tanah subur
Di antara berbagai jenis tanah yang ada di Indonesia, tanah vulkanik merupakan jenis tanah yang paling subur. Selain itu, yang termasuk tanah subur adalah tanah podzolik dan alluvial. Jenis-jenis tanah tersebut terdapat di pulau Jawa, Bali, Nusa Tenggara, dan sebagian Kalimantan.
b.      Tanah kurang subur
Jenis-jenis tanah yang kurang subur antara lain tanah pasir, gambut, dan kapur. Jenis tanah tersebut terdapat di Pulau Jawa, Sumatra, dan Sulawesi.
c.       Tanah tidak subur
Tanah yang tidak subur merupakan tanah yang tandus antara lain karena mengalami proses pencucian oleh air hujan. Salah satu jenis tanah yang tidak subur adalah tanah laterit. Jenis tanah ini tersebar  di Pulau Jawa bagian barat dan Kalimantan bagian barat.

Pengelolaan tanah merupakan upaya terpadu dalam memanfaatkan dan memelihara tanah agar kesuburan, produktivitas, dan pengawetan tanah serta air di dalam tanah dapat terjamin. Upaya-upaya praktis yang dapat dilakukan dalam pengelolaan tanah antara lain:
·         Berupaya agar permukaan tanah tetap tertutupi tanaman pelindungnya. Hal ini dimaksudkan agar kandungan bahan organic dapat dipertahankan atau tidak terangkut bersama aliran permukaan (run off).
·         Segala tindakan dan perlakuan dalam mengolah tanah, misalnya membajak dan menyiapkn tempat pembibitan harus sejajar dengan garis kontur.
·         Pada tanah yang miring dibuat sengkedan (terasering). Hal ini guna mengurangi laju aliran permukaan sehingga tidak mudah menghanyutkan lapisan tanah bagian atas.
·         Mencegah timbulnya alur-alur pada permukaan tanah, antara lain dengan menanami permukaan tanah dengan tanam-tanaman penutup yang dapat tumbuh rapat.

2.      Sumber Daya Air
Air merupakan sumber daya alam yang mutlak diperlukan bagi kehidupan manusia. Oleh karena itu, air merupakan unsure utama dalam setiap sistem lingkungan hidup. Di permukaan bumi, air dapat dibedakan atas air tanah, sungai, hujan, dan laut. Secara alamiah, sumber-sumber air tersebut merupakan kekayaan alam yang dapat diperbaharui dan mempunyai daya regenarasi. Hal itu karena air akan mengalir dalam suatu siklus yang disebut siklus air. Sumber daya air dapat dimanfaatkan untuk berbagai kepentingan yaitu:
a.       Mengairi areal persawahan dengan menggunakan sistem irigasi
b.      Kegiatan perikanan dengan menggunakan air tawar atau payau
c.       Pembangkit tenaga listrik, yaitu dapat dilakukan dengan cara membuat bendungan terhadap sungai yang volume airnya besar.
d.      Air tanah digunakan penduduk untuk memenuhi kebutuhan air besih
e.       Wilayah laut di Indonesia yang luas sangat potensial dikembangkan untuk tempat pariwisata dan olahraga.
Cara yang dapat dilakukan untuk mengelola sumber daya air antara lain:
a.       Pembangunan bendungan atau waduk dan penataan sungai, penggunaan air sungau, penggunaan air tanah, dab penawaran air laut.
b.      Menghemat penggunaan air dalam kehidupan sehari-hari
c.       Memperbaiki saluran atau penampung air bersih yang mengalami kebocoran.

3.      Sumber Daya Udara
Udara terdiri atas berbagai unsur yang merupakan sumber kehidupan. Unsur yang terdapat di dalam udara antara lain oksigen, nitrogen, dan karbondioksida. Udara merupakan salah satu unsur penting untuk kelangsungan hidup di bumi. Tanpa udara tidak akan ada makhluk yang dapat hidup. Cara yang dapat dilakukan guna pengelolaan udara adalah sebagai berikut:
a.       Menekan pertumbuhan populasi manusia serta memperkecil penghamburan dan penggunaan energy di pabrik atau mobil untuk mengurangi polusi udara.
b.      Mengganti energi minyak dengan sumber energi lain, misalnya cahaya matahari, angin, dan panas bumi.
c.       Memperkecil penggunaan mobil pribadi dan mengutamakan angkutan massal.
d.      Menggunakan kendaraan yang irit bahan bakar.
e.       Memasang penyaring pada cerobong asap pabrik untuk mengurangi terjadinya polusi.

4.      Sumber Daya Hutan
Hutan merupakan suatu areal tanah yang di atasnya ditumbuhi berbagai jenis dan ukuran tumbuhan. Hutan memberikan banyak manfaat seperti sumber penghasil kayu dan hasil hutan lainnya, serta sumber yang dapat mengaruhi iklim dan tata air di sekitarnya. Adanya penebangan dan kebakaran hutan, baik secara sengaja ataupun tidak menjadikan luas areal hutan semakin berkurang. Hal ini berakibat berkurangnya peran fungsi hutan sebagai paruparu dunia yang menjaga keseimbangan dunia CO2, meningkatkan kandungan CO2 di atmosfer, meningkatkan suhu bumi yang disebut efek rumah kaca. Akibat lain dari kerusakan hutan adalah:
·         Badai yang akan semakin meningkat, baik jumlah maupun kekuatannya.
·         Kelestarian flora dan fauna akan terancam punah.
·         Terjadi tanah longsor.
·         Terjadi banjir pada waktu musim hujan dan kekeringan pada musim kemarau.

Indonesia yang terletak di daerah tropika memiliki hutan yang sangat luas, teridiri dari berbagai macam jenis. Namun, saat ini hutan di Indonesia sudah mengalami kerusakan hebat. Selain karena penebangan liar, juga perambah hutan mengalihfungsikan hutan menjadi lahan pertanian.

Jenis-jenis hutan yang terdapat di Indonesia antara lain:
a.       Hutan Hujan Tropis
Hutan hujan tropis terdapat di lingkungan iklim tropika. Jenis hutan ini ditandai oleh keanekaragaman tumbuhan, baik jumlah maupun jenisnya sehingga sering disebut hutan heterogen. Cirri lainnya adalah pada hutan ini terdapat jenis tumbuhan yang hidupnya menempel pada tumbuhan lain, seperti anggrek, lumut, dan jamur.

Hutan ini tumbuh di daerah yang memiliki suhu udara, kelembapan, dan curah hujan yang tinggi. Daerah yang memiliki tipe hutan hujan tropis antara lain Sumatra, Kalimantan, dan Papua.
b.      Hutan Muson (musim) Tropika
Jenis hutan ini terdapat di kawasan tropika yang perbedaan musim hujan kemarau sangat jelas. Ciri khas hutan muson adalah adanya tanaman meranggas pada musim kemarau, misalnya jati. Tipe hutan ini terdapat di Jawa Timur dan sebagian Pulau Bali.

c.       Hutan Mangrove
Hutan ini tumbuh di sekitar pantai yang berlumpur tebal.  Jenis tanaman yang memenuhi hutang mangrove antara lain nipah dan bakau. Namun, saat ini hutan ini banyak mengalami kerusakan karena banyak ditebang dan dialihfungsikan sebagai lahan pertanian. Kawasan hutan ini perlu dijaga kelestariannya karena berfungsi antara lain:
·         Menjaga kawasan pantai dari abrasi
·         Sebagai habitat berbagai jenis spesies payau, seperti udang dan bandeng
·         Sebagai filter zat garam yang dibawa angin laut ke kawasan darat terutama bagian daunnya.

Hutan mempunyai fungsi ekologis sebagai berikut:
a.       Hutan merupakan paru-paru dunia karena dalam proses fotosintesis daun-daun akan menghisap karbondioksida dan mengeluarkan oksigen. Oleh karena itu, keberadaan hutan dapat menjaga kestabilam oksigen di udara.
b.      Hutan dapat menahan erosi karena laju aliran permukaan dihambat oleh akar-akar pohon. Selain itu, air dapat dengan mudah meresap ke dalam tanah sehingga dapat menjaga tata air tanah.
c.       Hutan merupakan habitat bagi kelestarian flora dan fauna yang ada didalamnya.

5.      Sumber Daya Mineral
Sebagian besar kawasan Indonesia terdiri atas pulau-pulau yang dilalui jalur gunung api, baik sistem pegunungan Pasifik maupun Mediterania. Kedua jalur pegunungan tersebut mempengaruhi terbentuknya magma dan berbagai mineral yang terletak pada tubuh gunung berapi.

Kepulauan Indonesia dihubungkan oleh laut dangkal sebagai tempat hidup plankton yang merupakan bahan dasar tambang minyak, gas bumi, dan aspal. Oleh karena itu, Indonesia juga kaya dengan bahan tambang tersebut.

C.    PEMANFAATAN SUMBER DAYA ALAM
1.      Pertanian
Kegiatan pertanian umumnya dilakukan di daerah dataran rendah dengan ketinggian 0-700 m dpl. Di pedesaan kegiatan pertanian merupakan bagian dari kehidupan masyarakat. Kegiatan pertanian meliputi proses penggarapan tanah untuk tanaman budi daya, mulai dari penanaman sampai pemeliharaan, pemungutan hasil dan pengelolaan hasil panen.
2.      Perkebunan
Perkebunan merupakan sistem pertanian lahan kering dengan jenis tanaman perkebunan sebagai hasil pokoknya. Tanaman perkebunan tersebut antara lain karet, kopi, tembakau, cengkih, kelapa sawit, coklat, tebu, dan jambu mete. Berdasarkan usianya, tanaman perkebunan dibedakan menjadi dua yaitu tanaman semusim dan tahunan. Termasuk dalam tanaman semusim antara lain tebu, tembakau, dan kapas. Sedangkan yang termasuk tanaman tahunan antara lain karet, kopi, dan cokelat.
3.      Perikanan
Perikanan merupakan usaha menyangkut kegiatan penangkapan dan budi daya ikan. Usaha perikanan dapat dimanfaatkan did arat atau di laut. Budi daya ikan di darat dapat dilakukan di kolam, waduk, sungai, atau sawah. Jenis ikan yan dipelihara adalah ikan mujair, nila, gurame, dan emas. Selain itu juga dapat dilakukan di tambak dengan menggunakan air payau.
Perikanan di laut pada umumnya berupa penangkapan ikan. Persebaran perikanan laut di Indonesia terdapat di Selat Malaka, Laut Jawa, Selat bali, perairan Maluku, dan perairan Papua.
4.      Peternakan
Peternakan merupaan usaha memelihara dan mengembangkan hewan ternak. Berdasarkan jenis usaha yang dipelihara, usaha peternakan dapat dibedakan menjadi tiga yaitu peternakan hewan besar, kecil, dan unggas. Peternakan hewan besar terdiri atas sapi, kerau, dan kuda. Peternakan hewan kecil terdiri atas kambing, domba, babi. Sedangkan peternakan unggas terdiri dari ayam, itik, dan burung.
5.      Pertambangan
Barang tambang yang mempunyai peranan cukup besar dalam pembangunan di Indonesia adalah minyak dan gas bumi. Jenis dan pemanfaatan barang tambang di Indonesia antara lain:
a.       Minyak bumi, batu bara, dan gas bumi dapat digunakan sebagai sumber energi yaitu untuk keperluan bahan bakar.
b.      Fosfat untuk pembuatan pupuk dan belerang untuk obat-obatan.
c.       Sebagian barang tambang untuk bahan bangunan yaitu gamping, marmer, pasir, dan batu kali.
6.      Pariwisata
Keindahan alam di Indonesia merupakan potensi yang sangat besar dalam pengembangan pariwisata. Di Indonesia banyak terdapat obyek wisata baik wisata alam, sejarah mapun budaya. Berbagai kekayaan alam yang terdapat di Indonesia mendorong manusianya untuk dapat menggunakan sewajar-wajarnya. Agar potensi sumber daya alam yang ada tetap lestari, diperlukan cara yang bijaksana dalam pemanfaatannya. Cara-cara tersebut antara lain:
a.       Daya dan hasil guna yang diehendaki harus dilihat dalam batas-batas yang optimal sehubungan dengan kelestarian sumber daya alam yang mungkin dicapai.
b.      Tidak mengurangi kemampuan dan kelestarian sumber daya lain yang berkaitan dalam satu ekosistem.
c.       Memberikan kemungkinan untuk mengadakan pilihan penggunaan dalam pembangunan dan di masa depan.

Sehubungan dengan pemanfaatan sumber daya alam, pemerintah menggariskan pokok-pokok inventarisasi yaitu:
a.       Inventarisasi dan evaluasi sumber daya alam perlu terus ditingkatkan untuk mengetahui pemanfaatan sumber daya alam.
b.      Dalam eksplorasi dan eksploitasi sumber daya alam perlu digunakan teknologi yang sesuai dan tepat sehingga potensi sumber daya alam dapat dimanfaatkan.
c.       Dalam pelaksanaan pembangunan perlu diadakan penilaian yang seksama atas pengaruhnya bagi lingkungan.
d.      Rehabilitasi sumber daya alam dilakukan dengan pendekatan terpadu.
e.       Pendayagunaan sumber daya alam pantai, wilayah laut, dan udara perlu ditingkatkan tanpa merusak mutu dan kelestarian lingkungan hidup.







STANDAR KOMPETENSI:
3.      Menganalisis pemanfaatan dan pelestarian lingkungan hidup
KOMPETENSI DASAR:
3.1 Mendeskripsikan pemanfaatan lingkungan hidup dalam kaitannya dengan pembangunan
3.2 Menganalisis pelestarian lingkungan hidup dalam kaitannya dengan pembangunan berkelanjutan




BAB III
LINGKUNGAN HIDUP


A.    PENGERTIAN LINGKUNGAN HIDUP
Manusia hidup di muka bumi tidak sendirian, melaiinkan bersama makhluk hidup lainnya yaitu tumbuhan, hewan, dan jasad renik. Manusia bersama makhluk hidup lainnya menempati suatu ruang tertentu. Selain makhluk hidup, di dalam ruang tersebut juga terdapat makhluk tahk hidup antara lain udara yang terdiri dari bermacam-macam gas, air dalam bentuk uap, cair, atau padat serta tanah dan batu. Ruang yang menjadi tempat makhluk hidup  dan tak hidup tersebut dinamakan dengan lingkungan hidup. Lingkungan hidup merupakan kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, dan makhluk hidup, termasuk didalamnya manusia dan perilakunya yang mempengaruhi kelangsungan kehidupan dan kesejahteraan manusia serta makhluk hidup lainnya.

Permasalahan lingkungan hidup mulai mendapat perhatian yang serius dari dunia internasional sejak tahun 1970-an yaitu setelah diadakannya Konferensi PBB tentang lingkungan hidup di Stockholm, Swedia tahun 1972. Konferensi tersebut dikenal sebagai Konferensi Stockhol dan tanggal pembukaan konferensi yaitu 5 Juni disepakati sebagai Hari Lingkungan Hidup se-Dunia. Dalam konferensi tersebut didirikan badan khusus dalam PBB yang bertugas mengrus lingkungan hidup. Badan PBB tersebut adalah United Nation Enviromental Programme (UNEP) yang markasnya berada di Nairobi, Kenya.

Lingkungan hidup dibedakan mejadi dua yaitu sebagai berikut:
1.      Lingkungan Hidup Alamiah
Lingkungan hidup alamiah adalah suatu sistem yang amat dinamis yang merupakan kesatuan ruang dengan semua benda, daya, keadaan, makhluk hidup, dan komponen-komponen abiotik lainnya tanpa adanya campur tangan manusia. Interaksi yang terjadi dalam lingkungan alamiah dan sekitarnya membentuk suatu sistem ekologi (ekosistem).

Tingkat heterogenitas organism hidup dalam ekosistem alamiah sangat tinggi. Oleh karena itu, ekosistem alami mampu mempertahankan proses kehidupan di dalamnya secara sendiri.

Salah satu contoh lingkungan hidup alamiah adalah hutan primer. Di dalam lingkungan alamiah itu terjadi interaksi antarkomponen lingkungan, pertukaran energy dengan materi, serta pergantian (suksesi) komunitas tumbuhan dan hewan sebagai respons terhadap perubahan lingkungan ditimbulkan oleh peristiwa alam. Peristiwa tersebut contohnya gempa bumi, banjir, dan perubahan iklim.


2.      Lingkungan Hidup Binaan
Lingkungan hidup binaan merupakan lingkungan hidup alamiah yang sudah didominasi oleh kehadiran manusia. Lingkungan ini dapat terbentuk karena jumlah penduduk dan kebutuhan manusia yang makin meningkat sehingga memaksa manusia mengubah lingkungan hidup alamiah. Di dalam proses pembentukan lingkungan hidup binaan manusia akan menghasilkan limbah. Oleh karena itu, lingkungan hidup binaan selalu ditandai oleh adanya limbah yang berdampak langsung atau tidak langsung bagi kehidupan manusia, baik dampak fisik maupun sosial.

Lingkungan hidup buatan bersifat labil karena tingkat heterogenitas organisme hidup di dalamnya rendah. Oleh karena itu, untuk mempertahankan bentuk lingkungan hidup tersebut perlu diberi bantuan energi dari luar oleh manusia. Contoh lingkungan hidup binaan adalah sawah dan tempat wisata alam pantai.

B.     KUALITAS LINGKUNGAN HIDUP
Kualitas lingkungan hidup adalah derajat kemampuan lingkungan untuk memenuhi kebutuhan dasar manusia di tempat dan waktu tertentu. dalam Kebutuhan manusia bermacam-macam antara lain, sandang, pangan, perumahan pendidikan, kesehatan , keamanan, pekeraan, dan perlindungan hukum. Oleh karena itu, lingkungan hidup yang berkualitas tinggi harus dapat memberikan pilihan berbagai macam kebutuhan tersebut. Dengan demikian, keanekaan dalam lingkungan hidup merupakan unsure yang penng dalam menentukan kualitas lingkungan.

Secara garis besar kualitas lingkungan hidup dapat dibedakan menajdi tiga yaitu sebagai berikut:
1.      Kualitas lingkungan alam fisik adalah kondisi alamiah, baik biotik maupun abiotik yang berpengaruh terhadap kehidupan manusia.
2.      Kualitas lingkungan social adalah kondisi manusia, baik secara individu maupun secara kelompok yang berpengaruh terhadap perubahan dan perkembangan manusia.
3.      Kualitas lingkungan budaya yaitu kondisi materi (benda) atau nonmateri yang dihasilkan oleh manusia melalui aktivitas dan kreativitasnya yang berpengaruh terhadap kehidupan.

C.    KETERBATASAN EKOLOGIS DALAM PEMBANGUNAN
Pembangunan telah berjalan ratusan tahun, namun baru pada permulaan tahun 1970 dunia mulai sadar dan cemas akan pencemara dan kerusakan lingkungan. Adanya pencemaran dan kerusakan lingkungan tersebut disebabkan oleh manusia tidak memperhatikan keterbatasan-keterbatasan yaitu adanya sumber daya alam yang tidak dapat diperbaharui. Contohnya bahan tambang, diantaranya minyak bumi, emas, batu bara, dan gas alam.

Di Indonesia pengelolaan lingkungan hidup diatur dalam UU No. 4 Tahun 1982 tentang Ketentuan-ketentuan Pokok Pengelolaan Lingkungan Hidup. Dengan adanya undang-undang tersebut diharapkan pembangunan  yang dilaksanakan tidak menimbulkan pencemaran dalam suatu ekosistem. Oleh karena itu, dalam melaksanakan kegiatan pembangunan harus memperhatikan hal-hal berikut:
1.      Daya guna dan hasil guna yang dikehendaki harus dilihat dalam batas-batas yang optimal sehubungan dengan kelestarian sumber daya alam yng ingin dicapai.
2.      Tidak mengurangi kemampuan dan kelestarian sumber daya lain yang berkaitan dalam suatu ekosistem.
3.      Meberikan kemungkinan untuk mengadakan pemilihan (alternatif) penggunaan dalam penggunaan masa depan.

D.    INTERAKSI UNSUR-UNSUR LINGKUNGAN HIDUP
Berdasarkan komponen penyusunnya, suatu ekosistem terdiri atas komponen:
1.      Komponen abiotik
Komponen abiotik terdiri atas komponen fisik dan kimia yang terdiri atas tanah, air, udara, sinar matahari, dan mineral.
2.      Organisme produsen
Organisme produsen merupakan organism autotrof  yaitu organisme yang mampu menyediakan atau mensitesis makanannya sendiri yang berupa bahan-bahan organik dan anorganik dengan bantuan sinar matahari.
3.      Organisme konsumen
Organisme konsumen merupakan organisme heterotrof yaitu organisme yang mampu memanfaatkan bahan-bahan organik sebagai bahan makanannya. Termasuk dalam organisme ini adalah hewan dan manusia.
4.      Pengurai
Pengurai atau perombak atau decompocer merupakan organisme heterotrof yang menguraikan bahan-bahan organik yang telah mati. Organisme pengurai berupa mikroorganisme yang terdiri atas bakteri dan jamur.

E.     KONSERVASI LINGKUNGAN
Konservasi lingkungan adalah upaya pelestarian lingkungan, tetapi memperhatikan manfaat yang diperoleh pada saat itu dengan tetap empertahankan keberadaan setiap komponen lingkungan untuk pemanfaatan masa depan. Terhadap sumber daya alam yang tak terbaharui, konservasi menjamin pemanfaatannya secara sederhana. Sementara itu, terdapat sumber daya alam yang terbaharui, konservasi menajmin kesinambungan ketersediaannya dengan tetap memelihara dan meningkatkan kualitas nilai serta keragamannya. Wilayah-wilayah yang perlu dikonservasi adalah sebagai berikut:


1.      Pantai
Indonesia merupakan Negara kepulauan yang dikelilingi lautan. Oleh karena itu, wilayah pantai terdapat di setiap pulau di Indonesia. Namun, tidak semua pantai terdapat hutan bakau. Wilayah pantai dan hutan bakau penting dijaga kelestariannya guna kelangsungan ekosistem yang ada.
2.      Vegetasi rawa dan hutan rawa air tawar
Vegetasi ini terdapat di Rawa Danu, Jawa Barat, dan Sumatra seperti di Way Akmbas dan Barbak serta di Kalimantan yaitu di suaka Sampit, kota Waringin, dan Kutai.
3.      Lahan gambut
Lahan gambut merupakan ekosistem unik di daerah tropika dan berkembang biak dengan baik di Kalimantan dan Sumatra. Lahan gambut antara lain terdapat di Kota Waringin, Sampit, Kutai, Barbak, dan Way Kambas.
4.      Hutan kerangas
Hutan kerangas merupakan tipe hutan yang khas yang terdapat pada jenis tanah pasir-podsol terutama di Kalimantan. Di Indonesia hutan kerangas terdapat di suaka alam Padang Luwai, Kalimantan Timur dan Mandor, dan Kalimantan Barat.
5.      Hutan dataran rendah
Htan dataran rendah merupakan hutan yang paling kaya dan terancan di antara tipe-tipe hutan yang ada karena pengusahaan dan perladangan liar.
6.      Hutan musim
Vegetasi di daerah iklim musim mudah sekali terbakar pada musim kemarau dan tanahnya biasanya sangat subur. Pada saat ini hanya sedikit hutan musim yang masih tersisa, antara lain terdapat di Jawa timur, Nusa Tenggara, Sulawesi Selatan, dan Papua bagian selatan.
7.      Hutan pegunungan
Beberapa suaka alam yang ada adalah Gunung Leuser di Sumatera, Gunung Gede, Gunung Arjuno, dan Gunung Ijen di Jawa, serta pegunungan Lorentz di Papua.

F.     PELESTARIAN LINGKUNGAN HIDUP
Pelestarian lingkungan hidup merupakan suatu upaya untuk mengelola sumber daya lingkungan guna meningkatkan kualitas kehidupan yang tinggi serta berkelanjutan.
1.      Pelestarian hutan
Secara ekologi hutan mempunyai fungsi sebagai berikut:
Ø  Hutan merupakan paru-paru dunia
Ø  Hutan dapat menahan erosi
Ø  Hutan merupakan habitat bagi flora dan fauna yang ada didalamnya.
a.       Hutan lindung
Hutan lindung merupakan kawasan hutan dengan keadaan sifat alaminya mampu mengatur tata air, mencegah erosi, dan banjir, serta memelihara kesuburan tanah.
b.      Hutan perlindungan dan pelestarian alam (PPA)
Hutan perlindungan dan pelestarian alam merupakan kawasan hutan yang berfungsi melindungi dan melestarikan tipe-tipe ekosistem tertentu dari kepunahan.
c.       Hutan produksi
Hutan produksi merupakan kawasan hutan yang dikelola dan diambil hasilnya untuk kepentingan manusia, contohnya rotan, kayu, dan karet.

2.      Pelestarian sumber daya air dan tanah
Air merupakan sumber daya yang sangat penting bagi kehidupan karena air mempunyai berbagai macam fungsi, antara lain untuk mandi, mencuci, dan air minum. Oleh karena itu, sumber daya air harus dijaga kelestariannya antara lain dengan tidak melakukan penyedotan air tanah secara berlebihan dan tidak membuang limbah baik limbah industry maupun limbah rumah tangga ke dalam badan-badan air yang dapat mengakibatkan pencemaran.
3.      Pelestarian keanekaragaman hayati
Selain mengupayakan pelestarian hutan juga melestarikan beberapa asli tanaman, misalnya pelestarian terhadap padi jenis Cianjur dan Rojolele. Selain itu, perancanangan puspa nasional pada bunga melati dan satwa nasional komodo, merupayakan upaya untuk melestarikan tanaman dan hewan asli.
4.      Pelestarian udara
Guna menghindari atau mengurangi terjadinya pencemaran udara beberapa hal yang dapat dilakukan adalah sebagai berikut:
Ø  Memperkecil penghamburan dan penggunaan energi di pabrik dan mobil.
Ø  Menggunakan energi selain minyak bumi, misalnya energi panas bumi, angin, dan panas matahari.
Ø  Mengurangi penggunaan mobil pribadi dan mengutamakan angkutan massal.
Ø  Menggunakan kendaraan yang irit bahan bakar.



0 komentar: