TERIMAKASIH TELAH BERKUNJUNG DI http://aguseka1991.blogspot.com/ TOLONG TINGGALKAN KOMENTAR DI BLOG INI UNTUK PERBAIKAN KEDEPANNYA BRT di Kota XXX | Agus Eka Setiabudi

Sabtu, 08 Desember 2012

BRT di Kota XXX

Share on :

Oleh: Agus Eka Setiabudi
Di Kota-kota besar saat ini telah banyak yang memiliki Bus Rapid Transit atau bahasa sehari-harinya lebih di kenal dengan BRT. Tidak hanya Jakarta, beberapa kota di Indonesia juga ternyata sudah menerapkan sistem seperti Trans Yogyakarta misalnya punya Trans Jogja. Seperti dikutip laman wikipedia, Trans Jogja sebuah sistem transportasi bus cepat, murah dan ber-AC di seputar Kota Yogyakarta.


Dan saat ini di kota XXX juga memiliki Bus Rapid Transit. apakah memang tujuannya untuk membuat nyaman penumpang atau mengurangi kemacatan ataupun hanya ingin menjaga gengsi dengan kota-kota lain bahwa kota XXX telah memiliki BRT (cuma kepengen punya aja pemerintahnya, biar kayak Jakarta. hehe) bahkan di kota XXX BRTnya sendiri sudah sangat banyak, sampai-sampai BRTnya sendiri bisa di sewakan.

Pada prosesnya, pengerjaan BRT tidaklah sulit, hanya dengan membangun tempat transit/pemberhentian dan juga membangun jalur khusus Bus sendiri, namun yang menjadi menu wajib dalam pengerjaan BRT ini adah pembangunan tempat pemberhentian, karena kalau tidak ada tempat pemberhentian bukan BRT namanya (sok tau).
Namun di kota XXX sendiri, Saya sangat menyangkan dengan diadakannya BRT, padahal “angkutan umum sebelumnya” masih sangat layak untuk dijalankan(sama-sama dingin, make AC), kenyamanannyapun antara “angkutan umum sebelumnya” dengan BRT saya rasa, tidak jauh berbeda, bahkan tempat duduknya lebih banyak dari BRT sekarang ini yang kata teman Saya sepertinya mubazir, harga pun sama.

Menurut hemat Saya hanya satu keuntungan dari BRT sendiri dengan angkutan sebelumnya, yaitu trayek/jangkauan/perjalanannya lebih jauh. Tetapi Apakah angkutan sebelumnya tidak bisa? Mengapa harus mengganti “angutan umum sebelumnya” padahal “angkutan umum sebelumnya” trayeknya bisa dirubah  seperti trayek BRT sekarang ini.
Apa sih bedanya BRT dengan “angkutan sebelumnya”. Sekarang kalau kita lihat di Kota XXX, penerapan BRT-nya hanya mengandalkan sebuah halte khusus. Sedangakan jalur khusus tidak ada. Namun, jujur kalau melihatnya saya heran. Bedanya apa ya dengan bus biasa? Tidak ada jalur khusus, tidak ada ketepatan waktu, tidak cepat juga (karena bercampur dengan kendaraan lain), bahakan masih lebih cepat angkutan lain seperti angkot yang ukurannya jauh lebih kecil.

Selain itu, Saya juga sangat tidak setuju, haltenyapun mengambil jalur trotoar/pejalan kaki, apakah jalur pejalan kaki tidak begitu penting? Saya yang masih aktif sebagai pejalan kaki, sangat tidak setuju dengan konsep halte BRT yang seperti ini, sampai-sampai membabat habis jalur trotoar.
Bahkan Saya juga sempat di buat bingung dengan kenek BRTnya, pada tempat pemberhentian di depan swalayan, kenek Bus 1 dan 2 saling rebutan penumpang apa bedanya dengan angkutan umum biasanya, kalau antar kenek sampai rebutan penumpang? Di samping itu juga seharsnya jarak antar bus dengan bus yang lainnya harus lah memiliki jarak, (10-15 menit) tapi kenpa kok bias terjadi seperti kejadian diatas yang pada ahirnya saling rebutan penumpang?

Kalau boleh saya bilang penerapan BRT di kota XXX itu hanya merupakan “transportasi perilaku”. Ya, transportasi ini hanya bermanfaat untuk mengubah perilaku masyarakat Indonesia yang sukanya naik-turun di sembarang tempat. Dengan adanya BRT, penumpang jadi “terpaksa” harus tertib naik-turun di halte-halte yang telah ditentukan (bahkan lebih ekstrim lagi cuma kepengen punya aja pemerintahnya, biar kayak Jakarta) Lah, kalau cuma kelebihannya itu, kenapa tidak memperbaiki sistem “angkutan sebelumnya” saja?

Daripada membeli BRT yang banyak (sampai-sampai bisa di sewakan) dan membangun halte pemberhentian yang masih belum jelas juga, kenapa dananya tidak untuk memperbaiki/menambah “angkutan umum sebelumnya” dan memperbaiki jalan?

Oya penjelasan ini hanya opini saya saja ya. Bukan merupakan penelitian ilmiah. Jadi kalau ada kesalahan penjabaran konsep saya mohon maaf :)




0 komentar: