BAB 1
PENDAHULUAN
A.
Latar Belakang
Betapa pentingnya arti kelestarian
hutan mangrove dan
rumput laut bagi kelangsungan hidup ekosistem kelautan maka sudah
selayaknya dan sewajarnya lah apabila pemerintah sangat memperhatikan
keselamatan Hutan-hutan Bakau dan Rumput Laut yang ada di Negara Indonesia. Tak
terbayangkan apa yang akan dirasakan oleh seluruh masyarakat Indonesia suatu
saat kelak ekosistem Hutan Mangrove (hutan Bakau) dan budidaya Rumput Laut
hancur atau bahkan musnah, seberapa besar nilai kerugian yang akan didapat, dan
seimbangkah dengan pendapatan dan penghasilan dari kegiatan perekonomian yang
hanya akan berdampak sesaat saja? Tanpa memperhatikan dampak negatif jangka
panjang bagi Indonesia.
Kerugian Materiil yang sangat besar nilainya jika di
rupiahkan dan kerugian sprituil yang tak ternilai harganya.
Hutan Bakau (mangrove) merupakan
komunitas vegetasi pantai tropis, yang didominasi oleh beberapa jenis pohon
mangrove yang mampu tumbuh dan berkembang pada daerah pasang surut pantai
berlumpur (Bengen, 2000) sedangkan Rumput Laut merupakan salah satu sumberdaya
hayati yang terdapat di wilayah
pesisir dan laut.
Sementara ini wilayah pesisir
didefinisikan sebagai wilayah dimana daratan berbatasan dengan laut. Batas
wilayah pesisir di daratan ialah daerah-daerah yang tergenang air maupun yang
tidak tergenang air dan masih dipengaruhi oleh proses-proses bahari seperti
pasang surutnya laut, angin laut dan intrusi air laut, sedangkan batas wilayah
pesisir di laut ialah daerah-daerah yang dipengaruhi oleh proses-proses alami
di daratan seperti sedimentasi dan mengalirnya air tawar ke laut, serta
daerah-daerah laut yang dipengaruhi oleh kegiatan-kegiatan manusia di daratan
seperti penggundulan hutan dan pencemaran.
Kawasan pesisir dan laut merupakan
sebuah ekosistem yang terpadu dan saling berkolerasi secara timbal balik
(Siregar dan Purwaka, 2002). Masing-masing elemen dalam ekosistem memiliki
peran dan fungsi yang saling mendukung. Kerusakan salah satu komponen ekosistem
dari salah satunya (daratan dan lautan) secara langsung berpengaruh terhadap
keseimbangan ekosistem keseluruhan.
Rumput laut serta hutan bakau merupakan dua jenis contoh
kekayaan alam yang telah dibuat oleh sang pencipta demi keberlangsungan hidup
manusia. Untuk itu, tugas bagi para generasi penerus adalah selalu berusaha
untuk menjaga serta melindungi semua kekayaan alam yang di miliki oleh bangsa
kita. Memanfaatkan semua kekayaan alam yang ada itu tidak dilarang, akan tetapi
kita juga harus memahami bagimana cara agar apa yang kita miliki tidak habis
begitu saja tanpa memikirkan dampak kedepannya.
B.
Tujuan
Adapun tujuan dalam pembuatan makalah
ini adalah sebagai berikut :
1) Mengetahui dan Memahami Hutan Mangrove
2) Mengetahui
dan Memahami dari Rumput Laut
BAB II
PEMBAHASAN
A.
DESKRIPSI TENTANG HUTAN MANGROVE
ü
Tentang Hutan Mangrove
Kata mangrove berarti tumbuhan tropis beserta
komunitasnya yang tumbuh di zona intertidal. Zona intertidal adalah kawasan
dibawah pengaruh pasang surut sepanjang garis pantai, seperti pantai
estuari,lagun dan tepi sungai. Secara umum mangrove merupakan pohon dan
semak-semak yang tumbuh dibawah level air tertinggi di musim semi.
Hutan bakau
atau disebut juga Hutan Mangrove
adalah hutan yang tumbuh di atas rawa-rawa berair payau yang terletak pada garis
pantai dan dipengaruhi oleh pasang-surut air laut. Hutan
ini tumbuh khususnya di tempat-tempat di mana terjadi pelumpuran dan
akumulasi bahan organik. Baik di teluk-teluk yang
terlindung dari gempuran ombak, maupun di sekitar muara sungai di mana air
melambat dan mengendapkan lumpur yang dibawanya dari hulu.
Ekosistem hutan bakau bersifat khas, baik karena adanya
pelumpuran yang mengakibatkan kurangnya aerasi tanah; salinitas
tanahnya yang tinggi; serta mengalami daur penggenangan oleh pasang-surut air
laut. Hanya sedikit jenis tumbuhan yang bertahan hidup di tempat semacam ini,
dan jenis-jenis ini kebanyakan bersifat khas hutan bakau karena telah melewati
proses adaptasi
dan evolusi.
Dalam tinjauan siklus bio-massa, hutan mangrove memberikan
masukan unsur hara terhadap ekosistem air, menyediakan tempat berlindung dan
tempat asuhan bagi anak-anak ikan, tempat kawin/pemijahan, dan lain-lain.
Sumber makanan utama bagi organisme air di daerah mangrove adalah dalam bentuk
partikel bahan organik (detritus) yang dihasilkan dari dekomposisi serasah
mangrove (seperti daun, ranting dan bunga). Selama proses dekomposisi, serasah
mangrove berangsur-angsur meningkat kadar proteinnya
dan berfungsi sebagai sumber makanan bagi berbagai organisme pemakan deposit
seperti moluska, kepiting dang cacing polychaeta. Konsumen primer ini menjadi
makanan bagi konsumen tingkat dua, biasanya didominasi oleh ikan-ikan buas
berukuran kecil selanjutnya dimakan oleh juvenil ikan predator besar yang
membentuk konsumen tingkat tiga Singkatnya, hutan mangrove berperan penting
dalam menyediakan habitat bagi aneka ragamjenis-jenis komoditi penting
perikanan baik dalam keseluruhan maupun sebagian dari siklus hidupnya.
Mangrove meliputi bermacam-macam jenis dari tumbuhan
beradaptasi dengan lingkungannya. Tomlinson(1986) mengklasifikasikan menjadi 3
kelompok
1.
Komponen
Mayor:
Tumbuhan yang berkembang secara morfologi seperti sistem
akar aerial dan mekanisme fisiologi pengeluaran garam untuk beradaptasi dengan
lingkungan mangrove, secara taksonomi terisolasi dari terestial, hanya dapat
dtemukan di hutan mangrove dan tegak.
2.
Komponen
Minor
Atau disebut juga tumbuhan pantai : tumbuhan ini tidak
menarik perhatian,mengelilingi habitatnya dan jarang yang berbentuk tegak.
3.
Kumpulan
Mangrove
Tumbuhan ini tidak pernah tumbuh di komunitas Mangrov
sejati dan terdapat ditumbuhan terestial.
Hutan
mangrove berkembang di zona intertidal sepanjang garis pantai seperti estuari
lagun, delta, delta estuari dan lagun estuari. Hutan mangrove besar ditemukan
sepanjang garis pantai yang berlumpur, terlindung, terbebas dari dari angin dan
arus yang kuat. Hutan mangrove tumbuh subur jika banyak mendapat persediaan
sedimen dan air tawar. Air payau tidak penting namun baik untuk pertumbuhan
mangrove. Hutan mangrove juga dapat tumbuh di pantai berpasir dan berbatu,
terumbu karang dan pulau.
Jumlah
mangrove di Indonesia menurun sangat cepat karena dipengaruhi oleh penggunaan
lahan dan sumber daya yang berlebihan yang diakibatkan oleh peningkatan populasi
dikawasan pantai.
ü
Karakterisik Morfologi dan Fisiologi Tumbuhan Mangrove
a)
Sistem
Akar
Tanah habitat mangrove menjadi anaerobik(tanpa udara)
ketika terendam air. Beberapa spesies mangrove mengembangkan karakteristik
sistem akar disebut akar aerial, cocok untuk kondisi tanah anaerobik. Akar
aerial adalah akar yang mengarah keudara sedikitnya selama setengah hari
terkadang sehari penuh.(Gill dan Tomlinson,1975). Akar aerial berfungsi untuk
pertukaran gas dan penyimpanan udara untuk pernapasan selam terendam air.
b)
Buah
buahan
Semua spesies mangrove menghasilkan buah-buahan yang
biasanya tersebar di air. Spesies mangrove membentuk buah-buahan seperti
silindris, bola kacang, dan lain-lain. Contohnya : Rhizophoraceae(membentuk
buah silindris atau tongkat), avicennia(buahnya berbentuk kacang), sonneratia
dan Xylocarpus(buahnya berbentuk bola), dan lainnya mempunyai buah berbentuk
kapsul
Contoh Pohon bakau, Rhizophora racemosa.
ü
Ciri-ciri tumbuhan bakau
Tumbuhan bakau memiliki ciri-ciri yang
menyolok jika dibandingkan dengan jenis tumbuhan lainnya, yaitu :
- Pohon besar, dengan akar tunjang yang menyolok dan bercabang-cabang. Tinggi total 4-30 m, dengan tinggi akar mencapai 0.5-2 m atau lebih di atas lumpur, dan diameter batang mencapai 50 cm. Bakau merupakan salah satu jenis pohon penyusun utama ekosistem hutan bakau
- Daunnya tunggal yang terletak berhadapan serta terkumpul di ujung ranting, dengan kuncup tertutup daun penumpu yang menggulung runcing. Helai daun eliptis, tebal licin serupa kulit, hijau atau hijau muda kekuningan, berujung runcing, bertangkai, 3,5-13 × 7-23 cm. Daun penumpu cepat rontok, meninggalkan bekas serupa cincin pada buku-buku yang menggembung
- Bunga berkelompok dalam payung tambahan yang bertangkai dan menggarpu di ketiak, 2-4-8-16 kuntum, berbilangan 4. Tabung kelopak bertaju sekitar 1,5 cm dengan warna kuning kecoklatan atau kehijauan dan berbentuk melengkung. Sedangkan daun mahkotanya berwarna putih berambut atau gundul agak kekuningan tergantung dengan jenisnya. Perbungaan pada tumbuhan bakau ini terjadi sepanjang tahun
Buah berbentuk telur memanjang sampai mirip buah pir yang
kecil, hijau coklat kotor.
Hutan bakau
atau disebut juga Hutan Mangrove
adalah hutan yang tumbuh di atas rawa-rawa berair payau yang terletak pada garis
pantai dan dipengaruhi oleh pasang-surut air laut. Hutan
ini tumbuh khususnya di tempat-tempat di mana terjadi pelumpuran dan
akumulasi bahan organik. Baik di teluk-teluk yang
terlindung dari gempuran ombak, maupun di sekitar muara sungai di mana air
melambat dan mengendapkan lumpur yang dibawanya dari hulu.
Ekosistem hutan bakau bersifat khas, baik karena adanya
pelumpuran yang mengakibatkan kurangnya aerasi tanah; salinitas
tanahnya yang tinggi; serta mengalami daur penggenangan oleh pasang-surut air
laut. Hanya sedikit jenis tumbuhan yang bertahan hidup di tempat semacam ini,
dan jenis-jenis ini kebanyakan bersifat khas hutan bakau karena telah melewati
proses adaptasi
dan evolusi.
Di Indonesia,
hutan-hutan mangrove yang luas terdapat di seputar Dangkalan Sunda yang relatif tenang dan merupakan tempat bermuara
sungai-sungai besar. Yakni di
pantai timur Sumatra, dan pantai barat serta selatan Kalimantan. Di pantai utara Jawa, hutan-hutan ini telah lama terkikis oleh kebutuhan penduduknya terhadap
lahan.
ü Luas dan Penyebaran
Hutan-hutan
bakau menyebar luas di bagian yang cukup panas di dunia, terutama di sekeliling
khatulistiwa
di wilayah tropika dan sedikit di subtropika.
Luas hutan
bakau Indonesia
antara 2,5 hingga 4,5 juta hektar, merupakan mangrove yang terluas di dunia. Melebihi Brazil (1,3 juta ha), Nigeria
(1,1 juta ha) dan Australia
(0,97 ha)
Di Indonesia, hutan-hutan mangrove yang luas terdapat di
seputar Dangkalan Sunda yang
relatif tenang dan merupakan tempat bermuara sungai-sungai besar. Yakni di
pantai timur Sumatra,
dan pantai barat serta selatan Kalimantan. Di
pantai utara Jawa,
hutan-hutan ini telah lama terkikis oleh kebutuhan penduduknya terhadap lahan.
Di bagian timur Indonesia, di tepi Dangkalan Sahul,
hutan-hutan mangrove yang masih baik terdapat di pantai barat daya Papua, terutama di
sekitar Teluk Bintuni. Mangrove di Papua mencapai luas 1,3
juta ha, sekitar sepertiga dari luas hutan bakau Indonesia.
ü Fungsi hutan Mangrove/ hutan bakau
Salah
satu yang paling penting dan terkenal adalah sebagai pencegah abrasi pantai.
Akar-akar mangrove yang unik dan menarik (ada yang berbentuk cakar ayam,
pensil, dan lain-lain), mampu menjebak sedimen, sehingga membentuk dataran
baru. Fungsi lain yang tak kalah pentingnya adalah sebagai peredam gelombang
tsunami. Fakta di NAD membuktikan bahwa perumahan penduduk yang terlindung oleh
mangrove tidak banyak mengalami kerusakan, apabila dibandingkan dengan
perumahan yang tak terlindung. Hal ini karena gelombang tsunami mampu diredam
hingga sekian persen (oleh mangrove), sehingga kekuatannya saat menerpa
perumahan bisa tereduksi dan tak terlalu besar lagi.
Mangrove bisa dibudidayakan menjadi bibit-bibit mangrove yang siap jual. Di Rembang Jawa Tengah, terdapat komunitas petani mangrove yang sudah maju. Mereka mampu menjual hingga ribuan bibit mangrove kepada berbagai pihak/instansi yang memerlukan. Bibit-bibit mangrove tersebut digunakan sebagai green belt untuk merehabilitasi pantai/pesisir yang rusak karena abrasi.
Selain
itu, mangrove berguna pula sebagai obat anti kanker, konstruksi, pariwisata
penyamak kulit, arang, bahan makanan, dan lain sebagainya. Jadi kalau ada
anggapan bahwa mangrove = tusuk gigi dan kayu bakar, itu adalah anggapan salah,
yang perlu segera diluruskan.
ü
Manfaat Hutan Mangrove
Secara umum manfaat hutan bakau dapat dilihat dari segi
ekonomis, fisik, dan segi biologi :
1) Manfaat Sosial Ekonomi Hutan
Bakau,
·
·
Wisata Alam
·
Pengahasil Kayu
Bakar
·
Penghasil Kayu
Arang
·
Penghasil
Bahan Baku kertas
· Penghasil Tannin
·
Penghasil
kayu Bangunan/Tiang Pancang
·
Sumber Mata pencarian masyarakat
·
Sumber Pangan
·
Sumber
bahan obat-obatan
2)
Manfaat Fisik
§ Penahan Abrasi
§
Menahan
Instrusi Air Laut
§
Menurunkan
kondisi Gas CO2 di atsmosfir
§
Penahan Angin
3) Manfaat Biologi
- Tempat hidup biota laut
- Sumber produktifitas perairan
B. DESKRIPSI TENTANG
RUMPUT LAUT
ü Pengertian
Rumput Laut
Rumput
laut atau gulma laut merupakan salah satu sumberdaya
hayati yang terdapat di wilayah
pesisir dan laut.
Rumput/gulma laut merupakan terjemahan langsung dari seaweed.
Yang dimaksud
sebagai rumput laut adalah anggota dari kelompok vegetasi yang
dikenal sebagai alga
( ganggang ). Sumberdaya ini biasanya dapat ditemui di perairan yang
berasosiasi dengan keberadaan ekosistem terumbu
karang. Rumput laut alam biasanya dapat hidup di atas substrat pasir dan karang mati. Beberapa daerah pantai
di bagian selatan Jawa
dan pantai barat Sumatera, rumput laut banyak ditemui hidup di atas
karang-karang terjal yang melindungi pantai dari deburan ombak. Di pantai
selatan Jawa
Barat dan Banten
misalnya, rumput laut dapat ditemui di sekitar pantai Santolo dan Sayang
Heulang di Kabupaten Garut atau di daerah Ujung Kulon
Kabupaten Pandeglang. Sementara di daerah
pantai barat Sumatera, rumput laut dapat ditemui di pesisir barat Provinsi
Lampung sampai pesisir Sumatera Utara dan Nanggroe Aceh Darussalam.
Selain hidup
bebas di alam, beberapa jenis rumput laut juga banyak dibudidayakan
oleh sebagian masyarakat pesisir Indonesia. Contoh jenis rumput laut
yang banyak dibudidayakan di antaranya adalah Euchema cottonii dan Gracilaria spp. Beberapa
daerah dan pulau di Indonesia yang masyarakat pesisirnya banyak melakukan usaha
budidaya rumput laut ini di antaranya berada di wilayah pesisir Kabupaten Administrasi
Kepulauan Seribu, Provinsi Kepulauan
Riau, Pulau Lombok, Sulawesi, Maluku dan Papua.
Deskripsi
Rumput
laut, jenis dan morfologisnya yang memuat tentang jenis-jenis rumput laut
berdasarkan kelasnya, bentuk thallus, kandungan pigmen, fungsi-fungsi bagian
rumput laut serta beberapa hal mendasar yang membedakan rumput laut. morfologis dan pengamatan ciri lain yang
lebih terperinci. Rumput laut (seaweed), alga, ganggang dan lamun (seagrass)
adalah tumbuhan yang memiliki perbedaan. Rumput laut atau yang biasa disebut
dengan seaweed merupakan tanaman makro alga yang hidup di laut yang tidak
memiliki akar, batang dan daun sejati dan pada umummnya hidup di dasar
perairan. Rumput laut disebut tanaman karena memiliki klorofil (zat hijau daun)
sehingga bisa berfotosintesis. Rumput laut juga sering disebut sebagai alga
atau ganggang pada daerah-daerah tertentu di Indonesia. Akan tetapi rumput laut
(seaweed) berbeda dengan lamun (seagrass). Lamun adalah tanaman yang hidup
dilaut dan tidak memiliki klorofil. Lamun merupakan kompetitor bagi rumput
laut, dan biasanya tumbuh di daerah dekat pantai yang cenderung kotor.Dalam
bidang budidaya dibutuhkan untuk menentukan kesesuaian lahan budidaya dengan
rumput laut yang dibudidayakan. Dalam bidang pengolahan, pengetahuan jenis
rumput laut diperlukan untuk memudahkan perlakuan pasca panen dan proses
pengolahan yang akan dilakukan.
Rumput
laut merupakan makro alga yang hidup di laut yang tidak memiliki akar, batang
dan daun sejati dan pada umumnya hidup di dasar perairan dan menempel pada
substrat (benda lain). Fungsi dari akar, batang dan daun yang tidak dimiliki
oleh rumput laut tersebut digantikan dengan thallus. Karena tidak memiliki
akar, batang dan daun seperti umumnya pada tanaman, maka rumput laut digolongkan
ke dalam tumbuhan tingkat rendah (Thallophyta).
ü Bagian – Bagian Dari Rumput
Laut
Bagian-bagian
rumput laut secara umum terdiri dari holdfast yaitu
bagian
dasar dari rumput laut yang berfungsi untuk menempel pada substrat dan thallus
yaitu bentuk-bentuk pertumbuhan rumput laut yang menyerupai percabangan. Tidak
semua rumput laut bisa diketahui memiliki holdfast atau tidak. Rumput laut
memperoleh atau menyerap makanannya melalui sel-sel yang terdapat pada
thallusnya. Nutrisi terbawa oleh arus air yang menerpa rumput laut akan diserap
sehingga rumput laut bisa tumbuh dan berkembangbiak. Perkembangbiakan rumput
laut melalui dua cara yaitu generatif
dan vegetatif.
Secara
morfologis rumput laut merupakan tanaman laut yang berklorofil dan memiliki
thallus ( batang ). Rumput laut tidak memiliki perbedaan yang jelas antara
akar, batang dan daun. Pertumbuhan dan percabangan thallus rumput laut antara
jenis yang satu dengan yang lainnya berbeda-beda. Bentuk thallus rumput laut
juga bervariasi, antara lain bulat seperti tabung, pipih, gepeng, bulat seperti
kantong, lembaran dan juga ada yang berbentuk seperti helai rambut.
Bentuk-bentuk percabangan thallus rumput laut diantaranya adalah :
1. Tidak
bercabang Thallus tumbuh memanjang atau menjalar dan tidak memiliki percabangan.
2. Thallus
rumput laut yang tidak bercabang
3. Dichotomous
(Bercabang dua) Tiap tiap thallus yang
tumbuh akan memiliki cabang dan dari cabang
2. ini
akan muncul cabang lagi dan begitu seterusnya. Thallus memiliki cabang dan dari
cabang muncul cabang lagi. Pinnate alternate Thallus tumbuh bercabang dua dua sepanjang thallus utama secara
- berselang-seling (berganti-ganti) Thallus tumbuh bercabang dua secara berselang-seling
- Pinnate distichous Thallus tumbuh bercabang dua-dua sepanjang thallus utama secara beraturan Pertumbuhan thallus secara beraturan
- Tetratichous Thallus tumbuh dengan memiliki percabangan duadua sepanjang thallus utama Thallus bercabang dua
- Ferticillate Cabang-cabang thallus tumbuh dengan melingkari thallus sebagai sumbu utama Cabang tumbuh melingkari thallus
- Polystichous Cabang cabang thallus tumbuh pada thallus utama secara tidak beraturan (banyak cabang pada thallus utama) Cabang thallus tidak beraturan
- Pectinate Cabang cabang thallus tumbuh pada satu sisi thallus
- Cabang tumbuh pada satu sisi thallus.
- Monopodial Cabang tumbuh satu-satu pada tiap thallus
- Sympodial Percabangan pada thallus tumbuh searah dan bias lebih dari satu cabang pada masing-masing thallus.
ü Jenis rumput laut yang potensial
Rumput laut potensial yang dimaksud disini adalah
jenis-jenis rumput laut yang sudah diketahui dapat digunakan diberbagai
industri sebagai sumber karagin, agar-agar dan alginat. Karaginofit adalah
rumput laut yang mengandung bahan utama polisakarida karagin, sedangkan
agarofit adalah rumput laut yang mengandung bahan utama polisakarida agar-agar
dan keduanya merupakan rumput laut merah (Rhodophyceae). Alginofit adalah
rumput laut coklat (Phaeophyceae) yang mengandung bahan utama polisakarida
alginat.
- Rumput laut yang mengandung karaginan adalah dari marga Eucheuma. Karaginan ada tiga macam, yaitu iota karaginan dikenal dengan tipe spinosum, kappa karaginan dikenal dengan tipe cottonii dan lambda karaginan. Ketiga macam karaginan ini dibedakan karena sifat jeli yang terbentuk. Iota karaginan berupa jeli lembut dan fleksibel atau lunak. Kappa karaginan jeli bersifat kaku dan getas serta keras. Sedangkan lambda karaginan tidak dapat membentuk jeli, tetapi berbentuk cair yang viscous. Tabel 1. dibawah ini menunjukkan jenis rumput laut karaginofit dengan fraksi karaginannya.
- spinosum merupakan rumput laut yang secara luas diperdagangkan, baik untuk keperluan bahan baku industri di dalam negeri maupun untuk ekspor. Sedangkan edule dan Hypnea sp hanya sedikit sekali diperdagangkan dan tidak dikembangkan dalam usaha budidaya. Hypnea biasanya dimanfaatkan oleh industri agar. Sebaliknya cottonii dan spinosum dibudidayakan oleh masyarakat pantai. Dari kedua jenis tersebut jenis cottonii yang paling banyak dibudidayakan karena permintaan pasarnya sangat besar. Jenis lainnya Chondrus spp., Gigartina spp., dan Iridaea spp tidak ada di Indonesia.
ü Manfaat
dari Rumput Laut
Rumput laut sangat berguna bagi tubuh dan kehidupan manusia, karena:
a
Kandungan
yang bermanfaat dari rumput laut :
·
Magnesium
·
Serat
·
Kalsium
·
Kalori
·
Iodine
·
Zat
Besi
·
Seng
·
Protein
·
Vitamin B 12
b
Rumput laut banyak digunakan sebagai
bahan baku udding.
Contohnya yaitu alga cokelat, yang digunakan untuk bahan baku es krim, pengolahan tekstil, pabrik
farmasi, semir sepatu, dan pabrik cat. Alga merah untuk bahan baku udding makanan, farmasi, penyamakan
kulit, dan pembuatan bir.
c
Rumput laut dapat juga digunakan sebagai
bahan untuk pupuk tanaman, campuran makanan ternak, dan juga bahan baku kosmetika.
d
Rumput laut diketahui kaya akan nutrisi
esensial, seperti enzim, asam nukleat, asam amino, mineral, trace elements, dan
vitamin A,B,C,D,E dan K. Karena kandungan gizinya yang tinggi, rumput laut
mampu meningkatkan uddin kerja hormonal, limfatik, dan juga saraf. Selain itu,
rumput laut juga udd meningkatkan fungsi pertahanan tubuh, memperbaiki uddin
kerja jantung dan peredaran darah, serta uddin pencernaan.
e
Rumput laut dikenal juga sebagai obat
tradisional untuk batuk, asma, uddingsm, TBC,
cacingan, sakit perut, demam, rematik, bahkan dipercaya dapat meningkatkan daya
seksual. Kandungan yodiumnya diperlukan tubuh untuk mencegah penyakit gondok.
f
Di Cina,
rumput laut juga biasa digunakan untuk pengobatan kanker. Tingginya tingkat
konsumsi rumput laut mungkin berhubungan dengan rendahnya insiden kanker
payudara pada wanita di uddin tersebut. Mungkin hal itu disebabkan oleh
kandungan klorofil rumput laut yang bersifat antikarsinogenik. Selain itu,
karena kandungan vitamin C dan antioksidannya yang dapat melawan radikal bebas,
rumput laut bermanfaat untuk memperpanjang usia dan mencegah terjadinya penuaan
dini.
Semua rumput laut kaya akan kandungan serat yang dapat
mencegah kanker usus besar. Serat dapat melancarkan pencernaan dengan membentuk
zat seperti gelatin dalam usus halus dan meningkatkan kadar
air dalam fases. Konsumsi serat dapat membantu uddingsm lemak sehingga
menurunkan kadar kolestrol darah dan gula darah.
Rumput laut juga membantu pengobatan tukak lambung, radang usus besar, susah
buang air besar, dan gangguan pencernaan lainnya.
BAB III
KESIMPULAN
mangrove berarti tumbuhan
tropis beserta komunitasnya yang tumbuh di zona intertidal. Zona intertidal
adalah kawasan dibawah pengaruh pasang surut sepanjang garis pantai, seperti
pantai estuari,lagun dan tepi sungai. Secara umum mangrove merupakan pohon dan
semak-semak yang tumbuh dibawah level air tertinggi di musim semi.
Sedangkan rumput
laut
adalah anggota dari kelompok vegetasi yang dikenal sebagai alga ( ganggang ).
Sumberdaya ini biasanya dapat ditemui di perairan yang berasosiasi dengan
keberadaan ekosistem terumbu karang.
pentingnya arti kelestarian hutan mangrove dan rumput laut bagi kelangsungan hidup
ekosistem kelautan maka sudah selayaknya dan sewajarnya lah apabila pemerintah
sangat memperhatikan keselamatan Hutan-hutan Bakau dan Rumput Laut yang ada di
Negara Indonesia.
Rumput laut serta hutan bakau merupakan dua jenis contoh
kekayaan alam yang telah dibuat oleh sang pencipta demi keberlangsungan hidup
manusia. Untuk itu, tugas bagi para generasi penerus adalah selalu berusaha
untuk menjaga serta melindungi semua kekayaan alam yang di miliki oleh bangsa
kita. Memanfaatkan semua kekayaan alam yang ada itu tidak dilarang, akan tetapi
kita juga harus memahami bagimana cara agar apa yang kita miliki tidak habis
begitu saja tanpa memikirkan dampak kedepannya.
0 komentar:
Posting Komentar